Forum Konsultasi Publik Digelar, Wawako Payakumbuh Bongkar Strategi Digitalisasi RSUD

55

Payakumbuh — Wakil Wali Kota Payakumbuh, Elzadaswarman, membuka Forum Konsultasi Publik (FKP) dan Publikasi Hasil Survei Kepuasan Masyarakat yang diselenggarakan RSUD dr. Adnaan WD Kota Payakumbuh, Kamis (17/4/2025). Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Hotel Mangkuto itu membahas kesiapan digitalisasi layanan kesehatan menuju Smart Hospital di Payakumbuh.

Kegiatan tersebut diikuti oleh Ketua Komisi C DPRD Kota Payakumbuh, kepala OPD teknis, camat, lurah, kepala puskesmas, akademisi, ketua LKAAM, ketua Bundo Kanduang, organisasi kesehatan, organisasi kemasyarakatan, perwakilan pengguna layanan, serta media. Forum ini menjadi wadah diskusi untuk mengevaluasi standar pelayanan dan merumuskan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan berbasis digital di Payakumbuh.

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Elzadaswarman menyampaikan bahwa transformasi digital di sektor kesehatan merupakan salah satu prioritas Pemerintah Kota Payakumbuh. Ia menekankan bahwa penerapan Smart Hospital tidak sekadar modernisasi fasilitas, tetapi juga upaya untuk meningkatkan akses, kecepatan, dan kenyamanan layanan bagi masyarakat.

“Hasil survei kepuasan masyarakat ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kami dalam menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran demi peningkatan mutu layanan kesehatan,” ujar Elzadaswarman.

Ia mengungkapkan, saat ini masyarakat menginginkan pelayanan kesehatan yang mudah diakses, cepat, terjangkau, dan terpercaya. Berbagai kendala seperti antrean pendaftaran, waktu tunggu dokter, pencarian kamar rawat inap, hingga proses pengambilan obat, diharapkan dapat diatasi melalui penerapan teknologi digital di rumah sakit.

Lebih lanjut, Elzadaswarman menyatakan bahwa pandemi COVID-19 yang lalu telah menjadi momentum penting dalam mempercepat transformasi digital di berbagai sektor, termasuk layanan kesehatan. Menurutnya, pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam mendukung proses digitalisasi rumah sakit, mulai dari peningkatan layanan internet, penyelenggaraan jaringan intranet, penyediaan kapasitas data, hingga pengembangan infrastruktur pusat data.

Ia menambahkan, digitalisasi hanyalah langkah awal menuju sistem pelayanan rumah sakit yang cerdas. Selain infrastruktur, sumber daya manusia juga harus dipersiapkan agar mampu mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi secara optimal.

“Konsep smart hospital tidak hanya soal perangkat digital, tapi juga kesiapan SDM yang terampil dan sistem informasi rumah sakit yang terintegrasi. Data layanan rawat inap, rawat jalan, laboratorium, farmasi, kepegawaian, keuangan, hingga akreditasi harus bisa dikelola dalam satu sistem,” tegasnya.

Elzadaswarman berharap, melalui forum ini, seluruh pihak dapat berkolaborasi menyusun standar layanan yang lebih baik dan menghadirkan inovasi demi peningkatan kualitas layanan serta kepuasan masyarakat di bidang kesehatan. (MC)