HumasKominfo — Sepekan jelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H, geliat usaha kue lebaran semakin bergairah. Mulai pusat pertokoan, hingga usaha kue kering rumahan berlomba-lomba menawarkan aneka produk kue kering toples bening yang sangat mudah kita jumpai saat ini.
Meski demikian, membeli kue kering tidak bisa sembarangan. Kita harus mencermati kue seperti apa yang kita konsumsi agar tidak membahayakan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dr. Bakhrizal, MKM mengatakan kue kering tanpa pengawet hanya mampu bertahan maksimal dua bulan dengan kondisi kedap udara di dalam toples.
“Jika menggunakan pengawet bisa bertahan hingga 1,5 tahun namun sangat berbahaya bagi kesehatan,” katanya saat dihubungi Humas, Selasa (28/5).
Bakhrizal menjelaskan makanan yang mengandung pengawet, pewarna, atau pemanis buatan buruk untuk kesehatan. Makanan tersebut dapat menimbulkan masalah dan batuk. Mungkin dalam jangka waktu lama dapat berakibat gagal ginjal dan kanker.
“Bahan-bahan itu jika dikonsumsi oleh manusia terus-menerus akan berpotensi memicu tumbuhnya sel kanker,” katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar teliti sebelum membeli kue kering untuk Lebaran nanti. Kue kering yang mengandung pengawet biasanya mengeluarkan aroma obat dan rasanya agak menyengat.
Dinas Kesehatan kota payakumbuh bersama BPOM sudah melakukan razia makanan dibeberapa tempat pertokoan dan swalayan pada tanggal 20 Mei lalu. Hasilnya ditemukan sejumlah barang yang sudah mendekati dan memasuki masa kadaluarsa.
“Dalam razia itu kita memastikan tidak ada zat terlarang yang terkandung di dalam kue dan makanan lainnya sehingga aman dikonsumsi masyarakat,” ucapnya.
Bakhrizal menambahkan, jika memiliki banyak waktu dan merupakan ibu rumah tangga penuh waktu, maka tidak ada salahnya untuk membuat kue kering Lebaran sendiri.
“Sekalian mengisi waktu,rasa dan kualitasnya pun pasti lebih enak dan kesehatan tidak perlu diragukan lagi. Namun, jika memang tidak memungkinkan maka pilihlah toko kue kering yang memang bisa dipercaya,” pungkas Bakhrizal. (cs)
