Kunjungi Payakumbuh, LKKS Provinsi Lakukan Pembinaan

144

HumasKominfo — Pembinaan koordinatif Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Kota Payakumbuh dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Kota Payakumbuh digelar di Pendopo Rumah Dinas Walikota Payakumbuh, Rabu (9/10).

Ketua LKKS Provinsi Sumbar Nevi Irwan Prayitno diwakili Dadang dan pengurus lainnya disambut Ketua LKKS Kota Payakumbuh Henny Riza Falepi, Kepala Dinas Sosial Idris dan jajarannya.

Henny Riza Falepi dalam sambutannya memaparkan berbagai kegiatan telah dilakukan LKKS Kota Payakumbuh seperti membina petani jamur hingga mendapatkan bantuan BAZ Provinsi.

Selain itu, tambah Henny ada juga inisisasi ke sekolah, dengan program Spesial (Siswa Peduli Sosial), ini merupakan kegiatan sosial dalam rangka mengedukasi generasi muda agar memiliki kepedulian sosial.

“Para anak muda kita di sekolah, mereka mau peduli namun mungkin karena tidak ada wadahnya sehingga mereka susah mengekspresikan diri untuk bersosial, untuk itu kita rangkul dan akan mencoba mencarikan solusinya bersama,” kata Henny.

Henny berharap agar pekerjaan sosial tidak pernah putus, karena masih banyak yang ingin dibantu dan butuh bantuan, namanya PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial). Bila ada, Henny juga siap menampung CSR dari LKKS Provinsi.

Pengurus LKKS Provinsi Sumbar Parendangan Nasution yang lebih dikenal dengan panggilan bapak Dadang mengatakan dalam kunjungannya itu, pembinaan koordinatif lebih difokuskan kepada diskusi tentang beberapa hal yang sudah dipaparkan oleh Henny Riza selaku Ketua LKKS Kota Payakumbuh.

“Kita sangat mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan LKKS Kota Payakumbuh, memang saat ini kita harus melakukan inisisasi kreatif. Dimana ada masalah sosial konvensional dan kontemporer. Masalah yang lebih anyar masalah yang ditimbulkan oleh media sosial. Sangat mungkin melahirkan persoalan baru di kemudian hari,” katanya.

Disampaikan juga bagaimana generasi sekarang tidak peduli dengan kondisi real di lingkungannya, untuk itu memang perlu dijemput bola ke sekolah-sekolah. Tugas guru membuat waktunya penuh habis untuk mengajar, disini harus ada kombinasi dengan dinas sosial, jargon ini bisa menjadi piloting.

“OSIS belum mencapai titik teknis, usul saya di Kota Payakumbuh jadi pilot project, wakil kesiswaan diberikan treatment. Sifatnya tidak teori, cari iven yang menyentuh hati siswa. Perlu juga kegiatan praktis dengan sinergi Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial,” papar Dadang.

Kegiatan yang bersifat koordinasi ini dalam rangka sharing atau tukar menukar informasi dan alih pengalaman sehingga persoalan yang muncul di masyarakat bisa dapat dicari solusinya. Karena setiap kota/kabupaten memiliki perbedaan tersendiri dalam masalah sosialnya. (*)