Musrenbang Kecamatan Latina, Batang Pulau Dan Batang Lamposi Butuh Di Normalisasi

308

Payakumbuh — Wakil Wali Kota Erwin Yunaz membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2022 Kecamatan Lamposi Tigo Nagori (Latina) bertema “Dengan Semangat Musrenbang, Kita Wujudkan Pemantapan Pemulihan Sosial, Ekonomi, dan Peningkatan Daya Saing Daerah Dalam Suasana Covid-19 Untuk Pertumbuhan Berkualitas” yang digelar di aula kantor camat setempat, Senin (8/2).

Turut hadir Wakil Ketua DPRD Armen Faindal, Anggota DPRD Syafrizal, Kepala OPD, Camat Latina David Bachri, lurah, ketua KAN, perwakilan bundo kanduang, PKK, LPM, Karang Taruna, Babinsa, Babinkamtibmas, dan tokoh masyarakat se Kecamatan Latina.

Dalam sambutannya, Wawako Erwin Yunaz menyampaikan harapan agar masyarakat dapat terus mengawal rencana yang akan menjadi prioritas, karena di tahun 2022 menjadi penghujung RPJMD di periode pemerintahan Riza Falepi-Erwin Yunaz (F-Win).

“Kita semua menyadari, kalau namanya pembangunan tidak akan pernah selesai, yang namanya keinginan tentu yang terbaik, kalau melihat condong ke yang bagus. Tapi kita harus memperhatikan kemampuan daerah, yang membuat setiap kecamatan harus berbagi-bagi kue pembangunan setiap tahunnya. Tahap demi tahap bisa memenuhi walau tidak penuh, namun kami harap bisa memuaskan masyarakat,” papar Erwin.

Wawako Erwin Yunaz juga menyebut kondisi Covid-19 mengakibatkan kondisi keuangan daerah menjadi tak sebaik tahun-tahun dulu. Ada refocusing yang diperintahkan untuk kota/kabupaten se Indonesia. Kendati begitu, syukurnya angka pertumbuhan ekonomi di Payakumbuh tidak minus, malah plus 1,17 persen.

“Kita semua berjuang untuk bebas dari pandemi. Mari dukung pemerintah agar Covid-19 cepat usai. Dengan adanya dukungan masyarakat, pemerintahan berjalan baik. Pemikiran-pemikiran demi kesejahteraan kita kawal sebaik mungkin,” ujarnya.

Sementara itu, Camat David Bachri memaparkan usulan-usulan pembangunan di Latina yang telah masuk ke Sistem Informasi Perencanaan dan Pembangunan (SIPD). Camat menyampaikan ada sebanyak 80 usulan dari 6 kelurahan yang ada. Terdiri dari 1/3 ekonomi sosial budaya dan 2/3 adalah usulan fisik.

“Karena wilayah Lamposi banyak warga yang berpenghidupan di bidang pertanian, maka kita banyak fokus ke pembenahan jaringan irigasi. Sementara itu, untuk usulan non fisik, kita fokuskan ke bidang ekonomi produktif dan sosial budaya seperti bantuan pembinaan kelompok seperti KWT, Kelompok Tani, dan lainnya. Bahkan pembinaan adat budaya generasi muda,” ungkapnya.

Di sisi DPRD setempat, Syafrizal menyampaikan terimakasih kepada wali kota yang telah mengalokasikan APBD Kota Payakumbuh untuk 2021 di Latina. Alokasi itu direalisasikan dalam pembangunan fisik, ekonomi, dan sosial budaya.

Yang istimewa di Latina, adalah rencana membangun mushola di kantor camat tahun 2021 ini. Karena selama ini, setiap yang datang ke kantor camat itu shalatnya menumpang. Syafrizal juga menyampaikan kalau pada tahun 2022 Pokirnya sebagai dewan akan diarahkan ke rumah ibadah seperti masjid di Kelurahan Sungai Durian dan Parambahan dan musala di 5 SD yang ada di Latina.

“Memang dibutuhkan, karena masyarakat ingin anak mereka belajar di sekolah, dan belajar agama di musala yang representatif,” kata Syafrizal.

Ditambahkan politikus PKB itu, Musrenbang kali ini tetap melanjutkan aspirasi masyarakat secara umum, fokus ke Batang Pulau dan Batang Lamposi. Disamping pengurangan genangan air atau banjir, pun keduanya bisa dikelola menjadi objek wisata nanti.

“Normalisasi kedua sungai itu butuh anggaran yang sangat besar, perlu perhatian khusus hingga ke Pusat. Karena memang sungai sudah menjadi kewenangan pusat dan provinsi. Kalau APBD Kota sifatnya hanya penanggulangan sementara,” terang Syafrizal.

Masyarakat Latina berharap Batang Pulau dan Batang Lamposi bisa menjadi Batang Agam jilid 2 Payakumbuh. Dampaknya sangat luar biasa untuk pertanian, pariwisata, dan usaha-usaha lain masyarakat.

“Khusus Batang Pulau, secara umum masyarakat tidak akan minta ganti pembebasan lahan. Dengan ikhlas memberikan tanahnya kepada Pemko, karena mereka menyadari dampak buruk yang bisa terjadi bila normalisasi ini tidak terealisasi kedepannya,” tambah Syafrizal.