Payakumbuh — Saat sekarang ini bahaya yang kerap menyerang anak-anak seperti kekerasan dan eksploitasi terhadap anak semakin meningkat. Tingginya kekerasan dan eksploitasi terhadap anak dapat mengancam generasi masa depan bangsa indonesia.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Payakumbuh bekerjasama dengan DP3AP2KB Kota Payakumbuh akan mengunjungi sekolah SMP dan SMA yang ada di Kota Payakumbuh guna berkoordinasi dengan pihak sekolah dan membantu anak-anak yang memiliki permasalahan dan berdampak pada kehidupan dan psikis si anak.
Dalam kunjungan yang akan dilaksanakan awal bulan Maret mendatang, Nantinya didukung dengan adanya Psikolog yang akan mendampingi dan menanyakan apa saja permasalahan anak yang kerap terjadi khususnya di Kota Payakumbuh.
Ketua P2TP2A Kota Payakumbuh Ny. Machdalena Erwin Yunaz didampingi Kabid Pemberdayaan Perempuan Ermayunita saat ditemui di Kantor DP3AP2KB Kota Payakumbuh, Jumat(26/2) mengatakan dalam mendidik anak budaya Minang menggambarkan dengan istilah Anak dipangku, kamanakan dibimbiang. Artinya tidak ada anak di wilayah Minangkabau yang terlantar dari sejak kecil. Karena anak sudah dididik dengan nilai-nilai agama (adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah). Namun saat ini nilai adat tersebut mulai tergerus dengan perkembangan zaman. Banyak saat ini anak-anak kurang mendapat pemahaman dari keluarga terdekat mereka.
“Untuk itu pelaksanaan teknis kegiatan P2TP2A ini fokus mengupayakan keberpihakan kita dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di kota Payakumbuh, Penting bagi kita yang mempunyai kompetensi untuk menyebarluaskan kembali untuk pemahaman ini ke tengah masyarakat. Disini hak-hak ibu dan hak anak-anak akan diperjelas dan tidak sembarangan berbuat hal-hal yang dapat merugikan orang lain, misalnya kesewenangan Suami memukul Istri, Orang Tua memukul anak kandungnya sehingga melalui wadah ini kita memberi pemahaman dan pencegahan,” tuturnya.
Ditambahkan Machdalena Hal ini harus dilakukan dalam mencegah kekerasan terhadap anak karena kekerasan terjadi seperti gunung es, artinya kekerasan fisik, psikis, seksual, penelantaran banyak terjadi namun tidak diketahui oleh masyarakat luas. Dibutuhkan kesadaran antar keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam melindungi anak.
“Saat ini Kota Payakumbuh telah mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak tingkat Pratama selama 4 tahun berturut-turut. Instansi dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Ketenaga Kerjaan dan Dinas yang membidangi Agama, diharapkan nantinya dapat mendukung kegiatan ini demi terbentuknya generasi masa depan yang unggul di Kota Payakumbuh,” Pungkas Machdalena.