Cuaca Ekstrim, Wako Riza Falepi Ajak Warga Waspada Bencana

233

Payakumbuh — Tingginya bencana yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir di Payakumbuh, Wali Kota Riza Falepi menginginkan agar ada kesiapan armada dan personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Pemadam Kebakaran (Damkar) bila terjadi peristiwa merugikan itu di daerahnya, (21/8).

“Kesiapan armada dan personil kita tentu menjadi salah satu poin penting, sekarang kita rasakan sudah banyak terjadi bencana yang merugikan meski tak ada yang menelan korban jiwa, apalagi bencana ini tidak bisa diprediksi,” kata Riza kepada awak media, di Balai Kota, Selasa (21/7).

Dikonfirmasi terpisah, Kasatpol PP dan Damkar Devitra didampingi Kabid Damkar Budy Kurniawan membenarkan sejauh ini, dari data sejak Januari 2020 hingga sekarang, telah terjadi setidaknya 21 kasus kebakaran di Kota Payakumbuh, sementara itu pembantuan Damkar Payakumbuh ke luar kota dengan kasus serupa sebanyak 18 kali.

“Kondisi armada damkar Payakumbuh selalu prima, termasuk petugas yang siap siaga di posko untuk menerima laporan. Petugas kita selalu bekerja dalam kondisi fit, dan juga paling penting fasilitas tempur mereka siap digunakan kapanpun, baik mobil Damkar, mesin pompa, dan segala peralatan lainnya. Nomor hotline selalu dapat dihubungi 24 jam di 0752-92913,” terang Devitra.

Selama ini, terjadi di lapangan bukan karena petugas Damkar yang telat datang ke lokasi kebakaran. Untuk kasus kebakaran di dalam kota saja, patokan waktu petugas datang ke lokasi maksimal adalah 15 menit, bahkan tak sampai selama itu, usai laporan diterima petugas langsung meluncur bak roket ke lokasi kejadian.

“Kejadian yang kita temui itu laporan baru masuk saat api sudah membesar dan menghanguskan bangunan rumah warga, mungkin saat kejadian karena panik warga jadi lambat melapor ke posko damkar,” ujar Devitra.

Diterangkan lagi, refleknya orang saat ada kebakaran mereka mencoba memadamkan sendiri, seperti kasus di Napar kemaren yang terbakar itu lokasi penyimpanan minyak, karena secara reflek warga menyiram minyak yang terbakar dengan air sehingga menyebar ke bangunan sebelahnya.

“Beruntung petugas damkar kita saat itu datang kurang dari 5 menit setelah menerima laporan, alhamdulillah rumah warga yang lain dapat kita selamatkan, 2 jam proses pemadaman dilakukan dengan 11 unit mobil damkar,” ujarnya.

Sementara itu, saat ditemui di Balaikota, Kalaksa BPBD Yufnani Away didampingi Kabid Rehab Rekon An Denitral mengatakan personil BPBD juga selalu siaga di posko BPBD 24 jam piket secara bergantian disamping standby memonitor aktifitas dan laporan tanggap darurat yang ada melalui grup-grup whatsapp, 24 jam, bersama semua stakeholder yang ada.

“Kemaren ada beberapa kasus pohon tumbang akibat hujan dan angin puting beliung, baru saja masuk laporan, beberapa menit petugas BPBD segera datang, ada juga laporan warga langsung ke BPBD, yang kemudian diinformasikan ke grup Team Reaksi Cepat (TRC),” kata Yufnani Away.

Dari sisi Lingkungan Hidup, Kadis LH Dafrul Pasi saat dihubungi via selulernya mengatakan Pemko dan stakeholder terkait telah mendata seluruh pohon pelindung di Payakumbuh. Apabila dibutuhkan peremajaan untuk antisipasi agar tidak merusak ke fasitilitas umum dan rumah warga saat terjadi angin kencang atau hujan deras, maka dilakukan pemangkasan. Kalau kondisi pohon sudah lapuk, maka ditebang dan nanti akan diganti lagi dengan tamanan pohon yang lebih kuat.

“Untuk pohon yang proses penebangannya bakal kena ke jaringan utilitas seperti kabel listrik dan di jalan raya, kita butuh kordinasi dulu bersama dinas dan instansi lainnya seperti PLN, Dishub, dan Satpol PP. Memang memakan waktu, namun demi kelancaran tentunya ini penting dilakukan, bertahap namun prioritas kita memangkas pohon yang berpotensi tinggi merusak bila terjadi bencana seperti angin puting beliung,” kata Dafrul Pasi.

Diakhir wawancara, Wako Riza Falepi juga menghimbau masyarakat agar lebih waspada akan hal-hal yang dapat menimbulkan musibah kebakaran, seperti tidak membakar sampah saat kondisi panas di siang hari begitu terik dan kering, termasuk warga yang apabila meninggalkan rumah harus memperhatikan tidak ada alat elektronik yang ditinggalkan hidup, berpotensi menimbulkan korsleting listrik.

“Kita semua harus awas dengan kondisi di lingkungan kita saat ini, saling tanggap dan peka dengan kondisi sekitar, dan yang paling penting apabila terjadi kebakaran, jangan panik, segera lapor petugas kita di posko, atau pencet tombol panik di Aplikasi Polisiku,” kata Riza.