Derita Balita Tanpa Anus di Lamposi, Lurah dan Camat Turun Tangan

1232

HumasKominfo — Nasib malang menimpa Reisa Oktavira (3 tahun). Balita dari Parik Muko Aia, Lamposi Tigo Nagari itu harus terlahir tanpa anus. Sempat operasi untuk saluran pembuangan 3 tahun lalu, kini kondisi Reisa semakin menderita. Pemko Payakumbuh melalui Camat dan Lurah setempat pun turun tangan dan unjuk kepedulian.

“Iya, kemarin Reisa dibantu oleh Lurah Parik Muko Aia bekerjasama dengan pihak Puskesmas Lamposi untuk dibawa ke rumah sakit. Lurah juga membantu untuk mengaktifkan kembali BPJS kesehatannya,” ujar Camat Lampasi Tigo Nagari, David Bachri, Jumat (12/7).

Saat ini, putri dari pasangan Mardalinus dan Vira Dewira itu masih dirawat di RSUD Adnan WD Payakumbuh kemudian dites darah dan urinenya. “Sekarang menunggu hasil labor, setelah nanti keluar hasilnya, kita tunggu bagaimana rekomendasi dari dokter,” ucap David.

Camat Terbaik Kota Payakumbuh itu mengatakan, saat ini pihak Kecamatan dan Kelurahan sedang menggalang dana untuk membantu meringankan beban Reisa dan keluarga.

“Karena ini sifatnya mendadak, kami urunan saja dulu baik dari masyarakat, masjid, kelurahan dan kecamatan sendiri. Insya Allah dari Peti Bunian juga akan membantu,” tuturnya.

Sementara itu, Lurah Parik Muko Aia Mutiara Hidayati mengatakan, meski biaya pengobatan Reisa sudah ditanggung BPJS, namun biaya hidup sehari-hari dari kedua orang tuanya juga perlu ditanggulangi.

“Untuk itu kami dari Kelurahan bersama LPM masih tetap menggalang sumbangan. Kemarin sore sudah ada bantuan yang kami serahkan kepada orang tua Reisa,” ujarnya.

Orang tua Reisa sendiri mencari nafkah sehari-hari dengan menjadi tukang ojek dan pedagang es keliling.

“Karena orang tuanya menunggui Reisa tentu tidak ada penghasilan harian. Makanya mari kita bantu biaya kehidupannya sehari-hari apalagi jika dibawa ke Padang kembali,” ujar Mutiara.

Sebenarnya Reisa pernah dirawat di RSUP M Djamil 3 tahun lalu. Saat itu ia sempat menjalani operasi. Akhir-akhir ini perutnya Reisa semakin membesar yang diduga akibat saluran yang pernah dibuat 3 tahun lalu itu sudah tak mampu atau tidak cocok lagi dengan BAB yang dikeluarkan. Makin hari perut Reisa semakin membesar hingga informasi tersebut diketahui pihak Kelurahan dan bertindak cepat membawanya ke RSUD Payakumbuh. (*)