HumasKominfo — Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunaz jalin kerjasama dengan eskportir kerajinan rajut dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Yogyakarta, Selasa (27/8) kemarin. Dalam kunjungan tersebut, Wawako didampingi Kabid Industri Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Payakumbuh Budy Kurniawan.
Selain berdiskusi mengenai peluang mengembangkan pelatihan merajut untuk ibu-ibu di daerah Payakumbuh, Wawako juga melakukan kunjungan ke beberapa perajut binaan CV. Bhumi Cipta Mandiri.
Erwin Yunaz mengatakan Pemerintah Kota Payakumbuh akan berkolaborasi dengan eksportir kerajinan rajut di Jogja. Hal ini menurutnya sangat cocok dilakukan dengan Payakumbuh yang memiliki potensi, salah satunya masyarakat yang telah memiliki UKM dan komunitas rajutan seperti PayoCraft.
“Payakumbuh memiliki potensi yang diinginkan oleh eksportir ini dan untuk mengembangkan kualitas serta peningkatan UKM dan komunitas rajut yang ada di daerah Payakumbuh,” kata Wawako usai mengunjungi perajut yang terletak di Kulon Progo.
Ia berharap kerjasama tersebut sekaligus bagian dari memberdayakan masyarakat yang telah menggeluti dunia rajut sejak lama. Menurutnya kolaborasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kota Payakumbuh.
Sementara itu, Direktur Utama CV. Bhumi Cipta Mandiri Emmy Pratiwi mengatakan CV. BCM saat ini tengah mendapatkan pesanan tas kerajinan tangan rajut untuk pembeli dari Amerika. Sehingga pihaknya membutuhkan banyak suplier dari mitra untuk mengerjakan pesanan tersebut.
“Kami bermaksud melakukan pengembangan pelatihan merajut kepada ibu-ibu dan perempuan pada umumnya di daerah Payakumbuh. Kemudian nantinya diharapkan dapat menjadi suplier dan memenuhi permintaan pesanan dari pembeli kami untuk dieksport ke Amerika,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa ke depannya setelah pertemuan dengan Wawako Payakumbuh maka akan dilakukan beberapa tahapan sebelum langsung mengerjakan pesanan. Sebab menurutnya akan ada sosialisasi terlebih dahulu terkait model rajutan dan hal lain yang telah dilakukan oleh komunitas rajut atau kelompok masyarakat di Payakumbuh.
“Nantinya kami juga perlu mengetahui dan mengenal jenis produksi yang telah dilakukan selama ini, jenis bahan baku yang dipakai, jumlah produksi perhari atau masing-masing individu, dan cost pekerjaan yang diterima selama ini. Sebab ini akan berkaitan dengan jenis orderan yang akan diberikan kepada kelompok masyarakat Payakumbuh,” ujarnya.
Selain itu, ia juga berharap kerjasama ini tidak hanya sebatas kerajinan rajutan saja. Tapi juga kerajinan lain seperti Tenun Balai Panjang yang juga menjadi unggulan di Kota Payakumbuh untuk dikembangkan ke bentuk lainnya sehingga memiliki pasar tersendiri nantinya. (*)