PAYAKUMBUH — Pj. Wali Kota Payakumbuh menghadiri pelantikan 25 orang penghulu baru dan 2 orang perangkat adat Nagari Sungai Durian di Kelurahan Sungai Durian, Minggu (04/12).
“Kami atas nama Pemko Payakumbuh mengucapkan selamat kepada pangulu dan perangkat adat Nagari Sungai Durian Kecamatan Lamposi Tigo Nagari yang baru saja dilantik dan dikukuhkan. Semoga dapat menjalankan amanah, manjujuang beban barek singuluang batu ini dengan sebaik-baiknya,” kata Pj. Wako Rida Ananda.
Rida mengatakan, dalam adat Minangkabau, diantara tugas, kewajiban dan tanggung jawab penghulu, ada empat hal yang perlu dipegang teguh seorang penghulu, terutama dalam mengayomi kaum dan anak kamanakan.
Pertama penghulu harus manuruik alua nan luruih. Kedua, penghulu senantiasa harus manampuah jalan nan pasa. Bajalan Tatap di nan Pasa, Bakato di Nan Bana. Ketiga, Mamaliharo Harato Pusako. Terakhir, mamaliharo anak jo kamanakan.
“Seorang penghulu harus dekat dengan anak kemenakannya. Pangulu harus mampu membimbing mereka agar mampu (manjadi urang) yang kelak berguna bagi nagari, bangsa dan Negara,” ujarnya.
Dia juga menyebut, walaupun tidak menjalankan sistem pemerintahan nagari, Pemko Payakumbuh tetap mempertahankan keberadaan Lembaga adat tersebut dengan menetapkan kepengurusan Lembaga Adat, yaitu LKAAM, KAN dan Bundo Kanduang tingkat Kota maupun tingkat Nagari se-Kota Payakumbuh.
“Kita (Pemko Payakumbuh – red) sangat mendukung pelaksanaan kegiatan pada masing-masing lembaga, salah satunya melalui dukungan anggaran untuk kegiatan Batagak Pangulu ini,” ucapnya.
Selain itu, Pemko Payakumbuh sangat konsern dalam melaksanakan pelestarian Adat, Budaya dan tradisi di Kota Payakumbuh ini, khususnya untuk generasi muda.
“Sekarang Dinas Pendidikan sedang menyusun dan mempersiapkan kurikulum muatan lokal yang berisi pengetahuan tentang adat dan budaya Minangkabau khususnya luak limo puluah. Untuk tahap pertama kita khususkan untuk siswa kelas 1 dan 4 jenjang sekolah dasar,” terangnya.
Disamping itu Pemko Payakumbuh juga terus menjaga seni, budaya, dan tradisi yang berkembang di Kota Payakumbuh, dengan mengusulkannya sebagai warisan budaya tak benda.
“Saat ini, empat dari 19 warisan budaya tak benda dari Sumatera Barat yang diakui oleh kementerian Pendidikan dan kebudayaan berasal dari Kota Payakumbuh, diantaranya:
Tenun Koto Nan Godang, tikuluak talakuang, tikuluak kompong dan talempong Sikatuntuang,” terangnya.
Rida juga mengharapkan sinergitas antara Niniak Mamak, Bundo Kanduang dan seluruh elemen adat dapat semakin kuat dengan Pemko Payakumbuh untuk memajukan dan memakmurkan kehidupan masyarakat di Kota Payakumbuh ini.
Apalagi saat ini tengah dihadapkan kepada persoalan ekonomi yang cukup sulit dengan tingginya angka inflasi. Hal tersebut juga membuat bertambahnya angka kemiskinan di Payakumbuh. Belum lagi masalah stunting yang saat ini juga menjadi perhatian serius dari pemerintah pusat.
“Oleh karena itu, kami berharap para Pangulu dan niniak mamak serta bundo Kanduang yang tergabung dalam kerapatan adat nagari, turut serta berpartisipasi mengatasi masalah kemiskinan dan menekan angka stunting di Nagari kita masing-masing,” harapnya.
Dalam konteks adat, Rida teringat dengan keberadaan Rangkiang tempo dulu. Rangkiang didepan rumah gadang adalah lumbung pangannya kaum atau nagari. Keberadaan rangkiang bisa menjamin kecukupan pangan bagi anggota kaum.
“Pada era modern ini, mari kita hidupkan kembali rangkiang. Rangkiang dalam artian fungsi bukan dalam artian fisik. Dengan begitu kita harapkan tidak ada warga Payakumbuh yang kekurangan pangan dan ujungnya bisa mengentaskan kemiskinan didaerah kita,” ucapnya.
“Semoga nagari Sungai Durian bisa menjadi pilot project dalam revitalisasi fungsi rangkiang untuk pengentasan kemiskinan berbasis nagari,” tutupnya.
Sementara itu ketua panitia pelaksana alek batagak panghulu Asril Dt. Parapatiah mengucapkan terimakasih atas perhatian dan dukungan Pemko Payakumbuh untuk suksesnya acara Baralek Batagak Panghulu Nagari Sungai Durian tahun 2022.
“Alhamdulillah, kami atas nama panitia mengucapkan terimakasih ke Pemko Payakumbuh atas bantuannya untuk baralek panghulu Nagori Sungai Durian, mudah-mudahan ini bernilai ibadah,” ucapnya.
“Sesuai tradisi Nagori Sungai Durian (Adat di sandiang jo sarak) setiap barolek Batagogak Panghulu, tanggal 1 Desember lalu kita juga melaksankan khatam Alquran sebanyak 57 orang disini,” pungkasnya.