Payakumbuh — Dalam rangka mengevaluasi kinerja surveilans tahun 2018 dan penguatan Surveilans PD3I di kota Payakumbuh,Dinas Kesehatan Kota payakumbuh mengadakan monitoring dan evaluasi (Monev) pencapaian program surveilans 2018 yang diadakan di Aula Dinas kesehatan Kota Payakumbuh,selasa(2/4)
Surveilans kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit.
“Hal ini guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efesien,” kata Kesmas P3 Fatma Neli yang juga merupakan Narasumber dalam kegiatan Monev surveilans
Fatma Neli mengatakan, penyelenggaraan surveilans kesehatan harus mampu memberikan gambaran epidemiologi antara lain komponen pejamu, agen penyakit dan lingkungan yang tepat berdasarkan dimensi waktu, tempat dan orang.
Karakteristik pejamu, agen penyakit dan lingkungan mempunyai peranan dalam menentukan cara pencegahan dan penanggulangan jika terjadi gangguan keseimbangan yang menyebabkan sakit.
Monitoring surveilans kesehatan dilaksanakan secara berkala untuk mendapatkan informasi atau mengukur indikator kinerja kegiatan.
Monitoring juga dilaksanakan sebagai bagian dalam pelaksanaan surveilans yang sedang berjalan. Disamping itu monitoring akan mengawal agar tahapan pencapaian tujuan sesuai target.
“Apabila dalam pelaksanaan monitoring ditemukan hal yang tidak sesuai rencana, maka dapat dilakukan koreksi dan perbaikan pada waktu yang tepat,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Desmon Korina mengatakan dalam sistem surveilans ada 21 penyakit menular dan sindrom yang seharusnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan setiap minggu menggunakan format mingguan. Semua penyakit yang dilaporkan itu harus kasus baru.
Untuk penyakit tidak menular (PTM) suatu sistem yang dikembangkan untuk kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap penyakit atau masalah kesehatan (faktor risiko PTM) sehingga memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efesien.
“Hal ini bertujuan untuk mendeteksi dan tindak lanjut dini faktor risiko dan penyakit tidak menular serta cedera, memonitor tren penyakit di masyarakat, perencanaan dan evaluasi program/intervensi, progres pencapaian tujuan kegiatan, kinerja program dan memperkirakan dampak penyakit,” ujarnya
Selanjutnya Desmon korina menambahkan Pertemuan itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelola surveilans puskesmas dan meningkatkan dukungan kebijakan semua pemangku kepentingan dalam upaya pengendalian program surveilans penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Kegiatan monitoring ini dihadiri oleh 20 orang peserta perwakilan dari Kepala puskesmas, pengelola program surveilans puskesmas, pengelola program surveilans RSUD Adnan Wd dan pengelola program surveilans RSI Ibnu Sina Payakumbuh.(humas/cs)