Festival Marandang dan Pasar Ekraf Seni Budaya di Payakumbuh Ditonton Secara Elektronik

150

Payakumbuh — Sektor Pariwisata didorong oleh Pemerintah Pusat agar dapat memulihkan kondisi perekonomian masyarakat yang kian terpuruk akibiat pandemi Covid-19. Dinas-dinas dituntut agar dapat melaksanakan kegiatan ekonomi kreatif dengan catatan tetap menjadikan protokol kesehatan sebagai panglima dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini melalui adaptasi dengan kebiasaan baru.

Kita tidak bisa memilih apakah antara kesehatan atau ekonomi. Jawabannya tentu keduanya untuk mengembalikan roda perekonomian masyarakat dan terhindar dari wabah yang sedang melanda negeri ini. Untuk itu setiap sektor dituntut untuk melakukan aktivitas yang kreatif dan inovatif.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar Novrial kepada media, Minggu (11/10) malam saat dihubungi mengatakan Pemprov Sumbar menggelar Festival Ekraf yang bersumber dari dana APBD Provinsi Sumbar, hasil reformat anggaran-anggaran penyelenggaran ekonomi kreatif yang awalnya akan diadakan secara konvensional sebagaimana biasa.

“Penyelenggaran Festival Ekraf diubah polanya dengan tambahan mengedepankan protokol kesehatan, namun tanpa penonton. Karena yang akan kita tuju sebetulnya adalah konten-konten promosi berupa campuran aktifitas Ekraf dengan objek wisata ikonik,” ujarnya.

Di Payakumbuh, dalam hal ini ada “Marandang” dan “Jembatan Ratapan Ibu” dengan estetika fotografi dan videografi yang apik. Dibantu dengan liputan live dan konten-konten oleh para youtuber dan influencer, dimana jangkauannya dipastikan lebih banyak dari orang yang datang menonton sebagaimana acara konvensional.

“Festival Ekraf seperti ini sudah kita lakukan bulan lalu di Aue Sarumpun (seni pertunjukan+objek wisata baru), dan akan dilakukan berikutnya di Payakumbuh, Pesisir Selatan, Agam dan Solok/Solok Selatan,” ujarnya.

Festival Marandang di Payakumbuh akan berlangsung dari tanggal 15-16 Oktober 2020 di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jembatan Ratapan Ibu, Kelurahan Ibuh bakal diikuti oleh 5 kabupaten/kota se-Sumatra Barat, digelar secara virtual. Selama kegiatan festival berlangsung, yang diperbolehkan berada di lokasi acara selain panitia pelaksana, hanya perwakilan dari setiap dinas pariwisata setiap daerah yang ikut.

Terpisah, Plt Kepala Disparpora Kota Payakumbuh Andiko Jumarel menyampaikan rasa terimakasih kepada Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat yang merespon kebijakan Kemenparekraf RI dengan menetapkan Kota Payakumbuh sebagai tempat penyelenggaraan dua kegiatan dalam bulan Oktober ini.

“Alhamdulillah kita dibantu Pemprov dengan Festival Ekraf dan Marandang, dengan dua kegiatan ini mudah-mudahan promosi wisata kita tetap berjalan meskipun di tengah pandemi Covid-19, dukungan dari Pemprov sangat membantu sekali,” kata Andiko.

Selain itu, Andiko juga menyampaikan Festival Marandang ini tidak hanya seputar tentang kuliner saja, juga akan ada pertunjukan seni “marandang” yang dipersembahkan oleh Sanggar Pituah Bundo kota Payakumbuh.

“Pada tingkat Provinsi, pertunjukan marandang hanya diikuti oleh 5 kabupaten/kota, dan untuk tingkat kota Payakumbuh akan diikuti oleh Rang Mudo Puti Bungsu dari 10 kenagarian. Ditambah lomba pengolahan dadak Randang yang akan dikuti siswa SMA dan SMK di Kota Payakumbuh,” ungkapnya.

Dilanjutkannya, terkhusus untuk lomba pengolahan dadak Randang, peserta hanya perorangan dan akan memasaknya di rumah masing-masing, kemudian mengantarkan hasilnya ke panitia.