Payakumbuh — Pemerintah Kota Payakumbuh bersama jajaran Polres Payakumbuh menepati janjinya untuk melakukan razia terhadap gembel dan pengemis (Gepeng) yang marak muncul pada awal ramadan ini di berbagai persimpangan di Kota Payakumbuh. Melalui operasi Bina Kusuma Bangsa, mereka berhasil menjaring sejumlah Gepeng.
Senin (13/5), berdasarkan laporan warga, tim melakukan penjaringan terhadap gepeng yang biasanya mangkal di lampu merah Labuah Basilang dan di depan pusat perbelanjaan Ramayana. Hari itu 3 orang diamankan dan langsung dibawa ke Polres untuk dibina.
“Kita menjaring 3 orang, waktu itu kita turun disiang hari,” ujar B. Nasution Kabid Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat Satuan Pol PP Kota Payakumbuh, saat dihubungi Rabu (15/5).
B. Nasution mengungkapkan dari hasil evaluasi awal pasca penertiban pertama, ternyata ada banyak Gepeng yang melakukan kegiatannya di sore hari menjelang senja, hal ini menjadi bahan tindak lanjut sebagai untuk melakukan penertiban kedepannya.
Ironisnya, salah satu dari 3 orang gepeng yang sebelumnya diamankan tersebut memiliki istri yang sedang hamil dan dibawa kemana-mana ketika mengamen di lampu merah.
“Kemaren kita dapatkan 2 orang pengamen dari Payakumbuh dan 1 orang ber KTP Suliki namun berdomisili di Kota Payakumbuh, istrinya tidak kita amankan karena sedang hamil, selanjutnya mereka dibina di Polres, lepas itu mereka dikirim ke Dinas Sosial untuk diberikan pembinaan lebih lanjut,” terang Nasution.
Kepala Dinas Sosial Idris melalui Kabid PRJS Friza Susanti, S.Sos mengatakan untuk pengemis dan gelandangan yang sudah diamankan, mereka diminta untuk menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya. Jika mereka memiliki kemampuan untuk berusaha, maka akan dikirim untuk pelatihan, bahkan dibantu modal melalui proposal.
“Terlebih dahulu kita berikan mereka pembinaan dan meminta untuk menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi kegiatan gepengnya. Jika mereka memiliki kemampuan berusaha namun kekurangan modal, melalui Perwako Nomor 109 Tahun 2018 tentang Bansos dan Hibah, mereka bisa diberikan bantuan modal usaha melalui Proposal ke Kabag Kesra,” ujar Friza Susanti.
Ditambahkan Friza, bagi Gepeng yang terkena razia dan belum memiliki kemampuan berusaha, bisa dikirim untuk mengikuti pelatihan keterampilan di Panti PSAABR Budi Utama Lubuk Alung, dengan syarat usia 16 sampai 21 tahun kebawah, khusus untuk yang laki-laki. Dengan program keterampilan teknik sepeda motor, komputer, las, dan lainnya.
Sedangkan untuk perempuan, akan dilatih di PSBR Harapan Padang Panjang, dengan syarat usia 16 sampai 21 tahun. Dengan program keterampilan menjahit dan bordir.
“Pelatihan ini cuma 2 kali setahun, digelar di awal tahun dan dipertengahan tahun, masing-masing selama 6 bulan, untuk tahap pertama sedang berlangsung dan untuk tahap kedua akan dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri nanti,” pungkas Friza. (Humas)