Insting Camat Payakumbuh Timur Untuk Perangi Stunting

181

PAYAKUMBUH — Stunting merupakan masalah gangguan gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga menyebabkan gangguang pertumbuhan pada anak. Stunting juga merupakan salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dari anak seusianya.

Kegiatan yang dilakukan ini merupakan salah satu langkah pencegahan stunting yang dilaksanakan oleh Kecamatan Payakumbuh Timur melalui Program Inovasi Kecamatan yang diberi nama INSTING (Intervensi Penanganan Stunting) dengan pelaksanaannya berkolaborasi dengan Puskesmas Air Tabit Kota Payakumbuh.

Peserta kegiatan adalah pemangku kepentingan di kelurahan baik LPM, RW dan RT serta Kader Pembangunan Manusia (KPM) se Kecamatan Payakumbuh Timur. Kegiatan dilaksanakan dua gelombang perwilayah kerja Puskesmas yakni Tiakar dan Aia Tabit pada tanggal 20-21 Desember 2022 di Aula Kantor Camat.

Sosialisasi ini disampaikan oleh Petugas Kesehatan, Kepala Puskesmas dan Koordinator KB (DP3AP2KB) Kecamatan Payakumbuh Timur, dan ini merupakan hari kedua.

Camat Payakumbuh Timur Hepi kepada media, Kamis (22/12), menjelaskan sosialisasi stunting ini tujuannya untuk memberikan pemahaman mengenai penyebab, bahaya dan pencegahan serta penanganan Stunting.

“Kita harap stunting dapat diselesaikan bersama baik pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk saling bersinergi. Hal tersebut telah menjadi konsentrasi oleh Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Bapak Pj. Wali Kota Rida Ananda dengan berbagai program seperti Bapak Asuh Stunting, pemberian akses air minum yang layak, bantuan jamban yang sehat, pendampingan keluarga dan lain lain,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pukesmas Air Tabit Drg. Sylvi Yunita berharap untuk semua lini turut berpartisipasi dan aktif dalam menangani permasalahan stunted serta stunting ini.

“Stunting terjadi sejak dalam kandungan atau 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Untuk itu diharapkan ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di faskes dan ibu balita rutin menimbang balita setiap bulan ke posyandu, berikan ASI Eksklusif hingga 6 bulan, berikan MP-ASI mulai usia 6 bulan, selanjutnya mengonsumsi makanan yang bervariasi dan bergizi seimbang yang mengandung karbohidrat, protein hewani serta nabati, lemak, vitamin, dan mineral,” tutupnya.