Kadis Pustaka : Kartini Menuntut Kesempatan Belajar, Berkarya dan Berkreasi

235

Payakumbuh — “Kartini adalah manusia biasa yang lahir di tengah keluarga ningrat. Dalam zona aman dan nyamannya, beliau melihat ada yang tidak bisa beliau lakukan dan juga perempuan-perempuan lainnya. Beliau melihat ada ketidakadilan terhadap perempuan, itulah yang mendorong beliau untuk mendobrak batas-batas tersebut”.

Demikian pandangan awal Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Payakumbuh Zulinda Kamal saat ditanya sosok pahlawan nasional Raden Ajeng (RA) Kartini. Dalam WA Chat nya kepada Humas, Minggu (21/4), mantan kepala Bappeda Kota Payakumbuh ini mengatakan bahwa perjuangan Kartini dulu sebenarnya tidak semata menuntut emansipasi sebagaimana dimaknai saat ini.

“Beliau sebetulnya tidak menuntut emansipasi wanita seperti negara-negara lain, tapi beliau menginginkan persamaan hak dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Kesempatan untuk belajar, berkarya dan berkreasi,” terang Zulinda Kamal.

Dikatakan, perempuan haruslah berpendidikan, karena perempuan sebagai ibu merupakan tahap pembelajaran pertama bagi anak-anak generasi penerus bangsa. Perempuan juga harus diberi kesempatan bekerja karena perempuan juga punya potensi dan kompetensi untuk berbakti pada negara dalam berbagai lapangan kerja.

“Cita-cita Kartini diatas sederhana dalam pengucapan tapi penuh tantangan dalam pencapaiannya,” ujarnya.

Ditambahkan, untuk meneruskan perjuangan dan cita-cita Kartini, perempuan Indonesia khususnya Kota Payakumbuh diminta terus meningkatkan kualitas dan kapasitas diri.

“Jadi perempuan yang penuh kreasi dan berdedikasi dalam pembangunan mulai dari rumah tangga, lingkungan, tempat bekerja hingga cakupan yang lebih luas lagi. Berkiprahlah di dunia usaha dan kerja tapi jangan tinggalkan urusan keluarga dan rumah tangga. Selamat Hari Kartini!,” pungkas Zulinda Kamal. (humas)