Kangen, Tokoh Masyarakat Latina Duduk Semeja Dengan Riza Falepi, Bahas Pembangunan Kedepan

372

Payakumbuh — Wali Kota Riza Falepi didampingi Sekda Rida Ananda dan Camat David Bachri menjamu tokoh masyarakat Kecamatan Lamposi Tigo Nagori (Latina) di salah satu rumah makan di Payakumbuh, Senin (11/1) siang.

Ada Ketua KAN Nagori Sungai Durian Dt. Panghulu Sati, Ketua KAN Parambahan Dt. Tama Rajo, Ketua KAN Koto Panjang Dt. Majo Lobiah Nan Putiah bersama Angku Yanuar Imam, serta tokoh adat dan pemuda Latina lainnya.

Menurut keterangan dari Putra Idaman, selaku perwakilan rombongan, mereka kangen dengan Wali Kota Riza Falepi, selain bersilaturahmi mereka ingin berkoordinasi memberi beberapa masukan terkait pembangunan, bahkan menyampaikan apresiasi atas apa yang sudah Riza lakukan untuk Latina selama menjabat sebagai wali kota.

“Contohnya saja rehab IPLT, sungguh rumit pelaksanaan proyeknya di masa pandemi Covid-19, namun berkat kerjasama seluruh lini, dapat terselesaikan dan diresmikan akhir Desember 2020 lalu, kami sangat mengapresiasi sekali keberadaan IPLT di Lamposi, berguna untuk masyarakat banyak,” kata Putra.

Tokoh masyarakat Latina juga menyampaikan masa bakti Riza Falepi sebagai kepala daerah tak lama lagi akan berakhir, ada sekitar 15 bulan lagi. Mereka berharap sosok pemimpin selanjutnya kalau bisa seperti Riza dalam membangun.

“Saroman beliau pulo lah nantiknyo, jan salah pulo kito, kok dapek wali kota nan baru lai nomuah pulo melanjutkan apo nan lah sudah diprogramkan, sehingga tidak tabdzir anggaran kota kito do,” ungkap Putra menambahkan diamini tokoh lainnya.

Menurut mereka, melihat dari sisi pembangunan, potensi Puskesmas Latina yang akan bertransformasi menjadi rumah sakit Type D di masa kepemimpinan Riza sudah di depan mata.

“Tanahnya sudah ada, anggaran pun juga, tinggal dukungan dari warga Latina saja lagi,” tandasnya.

Sementara itu, Riza Falepi yang sudah dua periode menjadi wali kota bernostalgia menceritakan sejarah saat awal dirinya maju pilkada 2021, maju karena diminta masyarakat dan disuruh pulang kampung. Saat itu Riza sedang menjabat sebagai anggota DPD RI.

Menurutnya, Lamposi sebagai salah satu wilayah yang memiliki kerumitan tersendiri, potensinya banyak namun saat itu infrastruktur belum memadai. Riza berusaha untuk menyulapnya dalam waktu berjalan, berangsur-angsur tapi pasti dengan melakukan peningkatan pada irigasi, drainase, dan jalan.

“Saya melihat 3 hal dari Lamposi yang berbatasan langsung dengan Mudiak, Kabupaten Limapuluh Kota. Potensinya karena berada dekat dengan tol, bisa punya rumah sakit, dan bisa memiliki akses jalan baru,” kata Riza.

Dengan mantap dijelaskan oleh Riza Falepi yang lulusan S2 Teknik Elektro ITB itu, setelah dia pelajari, arus lalu lintas Payakumbuh lebih 60 persen dari wilayah Mudiak, itu sangat padat. Riza berfikir membangun rumah sakit, setidaknya untuk di awal type D. Puskesmas Lamposi bisa berubah jadi rumah sakit.

Riza juga ingin menjadikan Lamposi sebagai alternatif jalan, dimana ukuran jalannya harus besar, karena di sebelah utara Lamposi bakal ada jalan tol.

“Kendaraan yang keluar dari jalan tol akan masuk ke Payakumbuh, lalu lintas padat juga datang dari daerah Mudiak. Di dalam kita terus mempersiapkan tempat untuk dikunjungi, namun untuk akses kesitunya tentu juga harus kita fikirkan,” kata Riza.

Lebih lanjut, Riza mengatakan juga berencana membuka jalan baru di beberapa titik, Riza sangat mengapresiasi dukungan warga Latina dan anggota DPRD. Bahkan ada warga yang menghibahkan tanahnya demi ada akses jalan baru di Latina, menurut Riza hal itu sangat berdampak besar pada jalannya pembangunan.

“Saat ini pekerjaan yang masih ada tinggal pengerjaan Bandar Batang Pulau saja lagi, Alhamdulillah kerusakan akibat banjirnya tidak sebesar saat dulu, karena beberapa sudah kita kerjakan. Yang  terkurang, di tahun anggaran ini kita sempurnakan dan selesaikan,” kata Riza.

Diakhir paparannya, Riza berpesan agar warga Payakumbuh, Latina khususnya harus bisa cerdas dalam memilih kepala daerah setelah masa bakti Riza berakhir.

“Pilihlah yang mau membangun, sayang dengan rakyat. Karena “manandehan pitih” itu gampang. Yang payah itu mencari anggaran ke pusat dan yang pintar menghemat anggaran daerah,” pesan Riza.