Payakumbuh — Pasca pelatihan Managemen Masjid tahun 2018 lalu, Pemerintah Kota Payakumbuh berharap muncul kemandirian masjid dalam kreasi dan dakwah. Masjid harus dijadikan sarana pembinaan ummat.
Demikian sambutan Walikota Payakumbuh melalui Kabag Kesra Setdako, Ul Fakhri saat bertemu dengan Takmir Masjid, Kemenag, KUA, FKDT dan MUI se-kota Payakumbuh. Acara berlangsung di Aula Lantai III Balaikota Payakumbuh eks. Lapangan Poliko, Rabu (27/02).
Dikatakan, kemandirian masjid terbagi pada 3 (tiga) aspek, yakni peningkatkan sarana ibadah, peningkatan sarana pendidikan, dan peningkatan peran sarana ekonomi.
“Peningkatan sarana Ibadah agar jumlah jamaah masjid terus bertambah, peningkatan sarana pendidikan agar masjid memiliki TPQ/MDTA sehingga remaja masjid aktifkan kembali,” ucapnya.
Ditambahkan, “Dan peningkatan peran sarana ekonomi agar masjid dapat memaksimalkan fungsi zakat, infaq, sedekah agar semua kalangan yang membutuhkan dapat merasakan,” tambah Ul Fakhri.
Pada kesempatan itu juga dievaluasi program Gerakan Subuh Berjamaah (GSB). Disampaikan, Selama tahun 2018, program GSB masih belum aktif secara keseluruhan di setiap masjid yang ada di kota Payakumbuh.
“GSB kita belum optimal sesuai dengan harapan kita, termasuk tingkat kehadiran aparat pemerintahan untuk turun secara bersama dengan masyarakat dalam mensukseskan program ini,” beber Ul Fachri.
Rapat juga menyinggung pelaksanaan program yang diinisiasi oleh Kemenag, yaitu program Maghrib Mengaji. Peserta rapat menyetujui agar seluruh masjid di Kota Payakumbuh dapat mengaktifkan kembali gerakan ini. (humas/nk)