PAYAKUMBUH — Kota Payakumbuh memang luar biasa, kota yang dipimpin oleh Riza Falepi itu berhasil menyabet dua penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sekaligus.
Pertama, Kota Payakumbuh kembali menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Madya pada tahun 2021, ini merupakan penghargaan KLA kelima bagi Kota Randang setelah mendapat penghargaan dengan Kategori Pratama sebanyak 3 kali di tahun 2013, 2017, dan 2018, serta kategori Madya di tahun 2019 lalu.
Kedua, Kota Payakumbuh berhasil menjadi salah satu Kota dari 58 kabupaten kota di Indonesia yang menerima penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) kategori utama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Madya
Capaian yang membanggakan tersebut diumumkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada acara Penyerahan Penghargaan Kota Layak Anak yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (29/7) lalu, lalu pada bulan September ini telah dijemput oleh perwakilan pemerintah daerah ke kantor Kementerian PPPA.
Wali Kota Riza Falepi, di balai kota, Senin (27/9), saat diwawancara media mengungkapkan rasa bangga atas penghargaan yang diraih Kota Payakumbuh sebagai Kota Layak Anak dengan kategori Madya tersebut. Menurutnya, keberhasilan Payakumbuh ini terwujud atas capaian pembangunan dalam memenuhi 31 Hak Anak melalui 5 klaster Hak Anak dan 24 indikator Kota Layak Anak yang ditentukan oleh Pemerintah.
“Semua indikator tersebut dilaksanakan secara terintegrasi, inspirasi, motivasi serta dorongan dari segenap pihak, meliputi pemerintah, masyarakat, lembaga masyarakat dan dunia usaha di Kota Payakumbuh,” kata Riza.
Bagi Riza, KLA bukanlah sekadar penghargaan semata. Tapi bagaimana Kota Payakumbuh terus konsisten menjamin pemenuhan hak-hak anak dan perlindungan khusus anak terencana, menyeluruh serta berkelanjutan.
“Karena di dalam penanganan masalah anak, kita juga mengoptimalkan bekerjasama dengan seluruh pihak. Termasuk di dalam tim itu bagaimana kita selalu berkomunikasi dan bekerjasama dalam pemenuhan hak-hak anak,” kata Riza Falepi.
Mendapatkan predikat Kota Layak Anak Kategori Madya, kata Riza tentu hal ini menunjukkan bahwa Kota Payakumbuh memiliki komitmen kuat di dalam pemenuhan hak-hak serta perlindungan terhadap anak. Di samping itu, upaya mewujudkan tumbuh kembang anak agar menjadi generasi bangsa yang potensial, kreatif, inovatif dan produktif juga menjadi salah satu indikatornya.
“Jadi ini yang kemudian membuat Payakumbuh mendapatkan apresiasi penghargaan Kota Layak Anak Kategori Madya dari pemerintah pusat,” ujar wali kota dua periode itu.
Di masa pandemi Covid-19, untuk memenuhi hak-hak anak dan melindunginya, tentunya memiliki tantangan yang lebih besar. Makanya, kata Riza, selama ini Pemko Payakumbuh juga concern menjalin kerjasama dengan semua pihak agar anak-anak di Kota Randang terlindungi dari penyebaran Covid-19. Untuk mendukung upaya ini, pemko juga memasifkan program vaksinasi massal bagi anak usia 12 tahun ke atas.
“Kemudian kita juga melibatkan Forum Anak Kota Payakumbuh untuk ikut mensosialisasikan kepada anak-anak bagaimana menjalankan pola hidup sehat di masa pandemi ini. Saling sharing dengan teman-teman mereka dalam menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Riza Falepi juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh unsur pemerintahan, masyarakat, lembaga masyarakat, dunia usaha, media serta Forum Anak Daerah Kota Payakumbuh yang telah memberikan dukungan penuh dalam mewujudkan pembangunan di Kota Payakumbuh yang menunjukkan keberpihakan kepada kepentingan serta hak anak.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Payakumbuh Syahnadel Khairi yang menjemput penghargaan itu ke Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jumat (24/9) lalu, menyebut Kabupaten/Kota Layak Anak adalah sistem pembangunan yang berbasis hak anak yang dilakukan melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat, media, dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan yang ditujukan untuk menjamin pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Khusus Anak.
Syahnadel menjelaskan, menjadi kebanggaan bahwa tahun 2021 perolehan total penghargaan KLA mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019, dari 249 menjadi 275 kabupaten kota, oleh karena itu perolehan ini merupakan hasil dari menguatnya peran seluruh pihak dalam memenuhi hak dan melindungi anak-anak di Kabupaten Kota masing-masing.
“Situasi Pandemi Covid-19 tidak menjadi halangan untuk Kemen PPPA membuat acara Penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak Tahun 2021 yang disiarkan langsung melalui Youtube dan zoom oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (PPPA), para hadirin undangan dapat mengakses melalui Youtube dan zoom pada bulan Juli lalu,” tukuknya.
Syahnadel juga menyampaikan informasi dari Menteri PPPA Bintang Puspayoga kalau penghargaan ini diberikan kepada 38 kabupaten/kota peraih KLA tingkat Nindya, 100 kabupaten/kota peraih kategori KLA tingkat Madya, dan 133 kabupaten/kota peraih kategori KLA tingkat Pratama.
“Penghargaan KLA diberikan kepada daerah yang mempunyai komitmen tinggi untuk mendukung pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak, melalui proses evaluasi yang dilakukan oleh tim Kementerian PPPA, tim kementerian/lembaga, dan tim independen,” kata Syahnadel.
Syahnadel juga menyampaikan, evaluasi dilakukan untuk mengukur capaian kinerja pelaksanaan 24 indikator yang telah ditetapkan. KLA merupakan sistem pembangunan berbasis hak anak yang dilakukan melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat, media dan dunia usaha.
Hal tersebut dilakukan dengan terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan. Tujuannya, menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak.
“Komitmen lintas sektor menjadi sangat esensial dan menjadi syarat terpenuhinya hak dan perlindungan khusus anak mengingat isu-isu yang melingkupi anak sangat kompleks dan multisektoral,” jelas Syahnadel.
Syahnadel juga mengatakan, anak hidup di dalam sebuah sistem yang tidak dapat dilepaskan darinya, baik itu keluarga, sekolah, masyarakat, hingga kebijakan.
“Sehingga seluruh upaya pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak pun harus terintegrasi dengan seluruh sistem yang melingkupi anak. Untuk itulah dibentuk KLA,” pungkasnya didampingi Kabid PA Atrimon.
Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE)
Raihan APE tingkat utama ini menjadi bukti nyata keberhasilan, tidak hanya OPD pemko, tetapi juga stakeholder, dunia usaha, akademisi, lembaga masyarakat, serta komitmen Wali Kota Riza Falepi selaku kepala daerah dalam mewujudkan Kota Payakumbuh peduli perempuan.
“Ini bukti kesungguhan dan kepedulian kita bersama dalam pembangunan responsif gender. Harapannya, Kota Payakumbuh kedepan menjadi kota yang peduli terhadap kesetaraan gender,” kata Wali Kota Riza Falepi, Senin (27/9/).
Penghargaan ini dijemput oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Payakumbuh Syahnadel Khairi didampingi Sekretaris Dinas Ipendi, Kabid PA Atrimon, dan Kabid PP Erma Yunita langsung ke kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jumat (24/9) lalu.
Wali Kota Riza Falepi mengatakan, penghargaan APE tingkat utama ini sudah 5 kali diraih berturut turut oleh Kota Payakumbuh, dimana pada tahun 2012 dan 2014 untuk kategori Madya, dan 2016, 2018, dan 2021 ini untuk kategori utama.
“Prestasi ini bukanlah sesuatu yang mudah dicapai. Namun, upaya itu butuh komitmen, sinergi, dan dukungan dari semua pihak. Sinergi dan kolaborasi bersama ini demi mewujudkan perempuan hebat, Indonesia maju, utamanya di Kota Payakumbuh,” ujar Riza Falepi.
Riza pun menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam strategi pengarusutamaan gender (PUG) di Kota Payakumbuh. Terutama kepada Ketua TP PKK Kota Payakumbuh Henny Riza Falepi yang memberdayakan perempuan-perempuan sehingga mereka menjadi lebih hebat dalam berkontribusi bagi kehidupan masyarakat di Kota Payakumbuh.
“Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Mudah-mudahan kedepan prestasi ini dapat kita tingkatkan, paling tidak bisa dipertahankan. Jangan jadikan prestasi ini sebagai tujuan akhir, tetapi sebuah motivasi untuk lebih baik lagi dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan,” tambah Riza.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Payakumbuh Syahnadel Khairi menyebut, Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Payakumbuh diketahui adalah 98,46 di tahun 2020.
Sedangkan, Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) meningkat dari 67,81 pada tahun 2019, menjadi 71,01 pada tahun 2020, sekaligus menjadi IDG daerah tertinggi di Provinsi Sumatera Barat.
Hal tersebut menunjukkan, IDG yang terdiri dari keterlibatan perempuan di dalam parlemen, tenaga manager, profesional, administrasi, teknis, dan sumbangan dalam pendapatan kerja di Kota Payakumbuh terus meningkat.
“Membaiknya IDG ini menunjukkan perempuan di Kota Payakumbuh semakin menunjukkan perannya dalam pembangunan,” ucap Syahnadel.
Sebagai informasi, APE merupakan penghargaan yang diberikan kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang dinilai telah berkomitmen dalam pencapaian dan perwujudan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Penghargaan itu diberikan kepada Pemko Payakumbuh, sebagai bentuk pengakuan atas komitmen dan peran pimpinan pemerintah daerah, dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender dalam pelaksanaan strategi Pengarusutamaan Gender (PUG).
Untuk acara pemberian penghargaan Anugerah APE 2020 oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, akan dilakukan pada 13 Oktober 2021 mendatang secara daring.
Namun, penyampaian piala dan piagam penghargaan APE dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang telah diambil oleh DP3AP2KB pada 23 September lalu di Jakarta, telah disampaikan kepada Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi sesegera Kepala Dinas bertolak kembali ke Payakumbuh, ini juga merupakan kado terindah dari kepala dinas yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Oktober 2021 nanti.