HumasKominfo — Meski sistem zonasi sudah diterapkan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), sekolah yang terletak di pinggiran Kota Payakumbuh masih cukup kesulitan untuk memenuhi kuota siswa untuk tahun ajaran baru.
Salah satu sekolah yang cukup kesulitan tersebut adalah SMPN 10 Kota Payakumbuh yang beralamat di Kelurahan Limbukan, Kecamatan Payakumbuh Selatan. Sampai sejauh ini, jumlah siswa yang mendaftar belum cukup untuk memenuhi tiga rombongan belajar (rombel) yang disiapkan untuk siswa baru.
Kepala SMPN 10 Kota Payakumbuh, Nurzikri menyebut sistem zonasi yang sudah diterapkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Payakumbuh belum berpengaruh signifikan terhadap calon siswa yang datang mendaftar ke sekolahnya. Bahkan jumlah siswa yang tahun ini mendaftar lebih minim dibandingkan tahun sebelumnya.
“Banyak zonasi kita pergi ke tempat lain, di SMPN 10 zonasinya itu cukup untuk tiga rombel, tapi sampai saat ini yang mendaftar belum mencukupi jumlah 90 siswa tersebut,” kata Nurzikri, Jumat (28/6).
Diakuinya, lokasi SMPN 10 Kota Payakumbuh yang lokasinya cukup jauh dari pusat Kota Payakumbuh menjadi salah satu penyebab minimnya calon siswa yang ingin mendaftar.
“Mungkin minim yang mendaftar karena fasilitas dan kondisi sekolah kita yang masih kurang, salah satunya jarak yang cukup jauh dan transportasi minim,” lanjutnya.
Diterangkannya, untuk PPDB tahun lalu, ada sekitar 110 calon siswa yang mendaftar ke SMPN 10 Kota Payakumbuh. Hal lain yang menyebabkan turunnya jumlah calon siswa adalah pendaftaran siswa untuk MTs dilaksanakan terlebih dahulu.
“Ada siswa yang dari zonasi kita diterima di MTs jadi mereka tidak mendaftar lagi di sini. Selain itu, zonasi kita ini juga masih diincar oleh sekolah lain, otomatis zonasi kita jadi kekurangan siswa,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Disdik Kota Payakumbuh Agustion memastikan untuk di daerahnya sistem zonasi sudah diberlakukan sepenuhnya. Dan untuk siswa yang tetap mendaftar ke sekolah di luar zonasinya akan ditarik ke sekolah yang sesuai dengan zonasinya.
“Tahun lalu, beberapa anak yang harusnya masuk SMP A tapi masuk SMP B langsung kita tarik kembali ke sekolah yang sesuai dengan zonasinya. Dan hal yang sama akan kembali kita berlakukan tahun ini,” jelas Agustion beberapa waktu lalu. (*)