Orasi Ilmiah di Wisuda Ke-64 UMSB, Walikota Riza : Indonesia Dipusaran Proxy War (I)

1048

HumasKominfo — Walikota Payakumbuh H. Riza Falepi, ST, MT didaulat memberi  orasi ilmiah dalam Rapat Senat Terbuka Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) dalam rangka Wisuda Ke-64. Acara berlangsung di Convention Hall Kampus tersebut, Sabtu (22/6). Walikota mengangkat Tema “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa melalui Pembangunan Sumber Daya Manusia”.

Rapat senat yang dipimpin langsung Rektor UMSB, Dr. Riki Saputra, M.Ag dihadiri banyak kalangan, diantaranya Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, Kepala LL Dikti, Yandri Anas, Pengurus PP Muhammadiyah, Prof. Sutrisno, Pimpinan Koordinator Kopertais VI, Erwin M.Ag, dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, Prof. Sofwan Karim, serta para dosen dan karyawan serta wisudawan/ti UMSB.

Diawal paparan, Walikota Riza memaparkan potensi besar yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia baik dari sisi sumber daya alam (SDA) yang melimpah dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan terbanyak ke-4 didunia setelah China, India dan Amerika Serikat.

“Negara kita sangat kaya baik dari sisi potensi alam dan juga manusia. Hal itu membuat Indonesia ini menjadi market (pasar,red) paling potensial oleh negara negara maju baik untuk pemasaran produk maupun mengambil keuntungan dari kekayaan alam kita,” ujar Walikota Riza.

Dikatakan, makanya sejak dahulu Indonesia hendak dikuasai atau dijajah oleh negara-negara barat untuk mengambil keuntungan. Dijelaskan, jika dahulu Indonesia dijajah secara fisik atau langsung, maka hari ini Indonesia hendak dijajah secara tak langsung.

“Sekarang ada namanya Proxy awar atau Perang Asimetris. Dimana untuk menguasai suatu daerah tidak perlu dengan perang terbuka berdarah-darah, sebab akan memakan biaya banyak. Proxy war cukup dengan melemahkan SDM wilayah tersebut dan menguasai simpul-simpul kekuasaan untuk menarik keuntungan dari sana. Ini dampaknya jauh lebih besar dari pada perang terbuka,” ungkap Walikota Riza Falepi.

Diterangkan, diantara cara atau metode proxy war atau pelemahan SDM itu adalah melalui serbuan Narkoba. Dikatakan, saat ini Indonesia sudah darurat narkoba. Tidak hanya generasi muda, semua kalangan mulai dari pejabat, pelajar, bahkan anak SD pun sudah ada yang terpapar Narkoba.

“Pelemahan SDM kita melalui Narkoba ini sudah sangat membahayakan. Presiden Jokowi bahkan sudah menyatakan darurat Narkoba dan perang dengan Narkoba, ini butuh dukungan kita semua termasuk warga Muhammadiyah,” ajak Walikota.

Walikota juga melihat hutang menjadi salah satu jerat yang melemahkan negara sebagai bentuk proxy war lainnya. Dikatakan, hutang luar negeri yang tak terkendali akan menyebabkan negara takluk dan tunduk kepada pihak kreditor dalam hal ini negara maju atau lembaga keuangan internasional.

“Hutang luar negeri kita sudah diatas Rp. 5.500 trilyun. Dibandingkan negara lain, masih normal, akan tetapi ini harus dikelola dengan baik dengan cash flow yang berimbang. Jika tidak, utang akan bertambah tiap tahun dan akan sangat berbahaya bagi masa depan bangsa,” terangnya.

Walikota Riza menganalisis, cash flow keuangan negara saat ini belum berimbang atau minus. Dari analisis berdasarkan catatan keuangan negara, terjadi defisit antara pemasukan dan pengeluaran negara pertahun sebesar 500-700 trilyun. Defisit itu biasanya ditutupi melalui hutang.

“Jika berpedoman kepada pendapatan negara tahun sebelumnya diangka Rp. 1.200 – 1.500 Trilyun berbanding pengeluaran mencapai Rp. 2.000 trilyun, maka ada defisit yang cukup besar. Selama ini ditutupi lewat hutang. Kalau seperti ini dibiarkan terus maka Indonesia bisa kolaps,” paparnya.

Oleh karena itu, Walikota Riza melihat Indonesia saat ini sudah darurat hutang. Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu menyelesaikan problem hutang luar negeri tersebut. (bersambung)