Payakumbuh Miliki Klaster Baru, Wako Riza: Kami Tidak Pernah Main-main Menangani Pandemi Ini

694

Payakumbuh – Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Payakumbuh kembali mengumumkan tambahan satu kasus positif virus corona jenis baru atau COVID-19 yang berinisial EL (54) yang merupakan warga Kelurahan Nunang Daya Bangun yang kesehariannya bekerja sebagai seorang guru di SMPN 3 Payakumbuh.

Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi menyebutkan guru tersebut dinyatakan positif COVID-19 setelah dilaksanakan tes swab hasil traking dari guru berinisial MS yang beberapa waktu lalu dinyatakan positif.

“Mereka sama-sama jamaah dari Masjid Muslimin, jadi kontaknya tidak di sekolah. Tapi dari kegiatan di luar sekolah,” kata Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi saat melakukan video conference dengan awak media di ruang randang, Selasa (21/07).

Sampai saat ini kasus positif yang tercatat di Payakumbuh sudah tiga kasus yang mana kasus sebelumnya tidak termasuk ke Payakumbuh tapi ke Kabupaten Limapuluh Kota karena pasien berdomisili didaerah tersebut.

“Dengan bertambahnya kasus ini diminta kepada seluruh masyarakat agar tetap mematuhi aturan dan protokol kesehatan dan tidak menganggap bahwa COVID-19 sudah tidak ada lagi,” ucap Riza Falepi.

Terlebih, Riza mengatakan saat ini masih didapatkan masyarakat yang memberikan komentar-komentar negatif kepada pemerintah yang seolah-olah pemerintah menjadikan COVID-19 sebagai permainan.

“Kami tidak pernah bermain-main dengan pandemi ini. Kami serius menanganinya, malahan kalau keinginan kami tidak ada penambahan positif. Jadi jangan komentar negatif kalau tidak mau lagi membantu kami,” ujarnya.

Dikesempatan itu, Kepala DKK Payakumbuh Bakhrizal mengatakan bahwa saat ini Payakumbuh telah memiliki klaster baru yang berasal dari guru berinisial MS.

“Ini yang dari awal kami takutkan, bahwa akan ada klaster baru. Untuk itu kami minta agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Agustion mengimbau agar seluruh guru untuk tidak menolak mengikuti tes swab. Setidaknya tes swab ini memberikan keyakinan kepada diri sendiri dan keluarga bahwa yang bersangkutan tidak terjangkit.

“Sebelumnya memang ada beberapa guru yang dengan beberapa alasan tidak mau ikut tes. Sekarang kami minta untuk ikut, ini untuk kebaikan bersama,” pungkasnya.