PAYAKUMBUH — Perihal penilaian Ketua HIPMI Kota Payakumbuh Dika Sacend atas “Rapor Merah” kepada DPMPTSP Kota Payakumbuh baru-baru ini sempat menjadi bahan perbincangan dan mendapat beragam komentar dari berbagai kalangan masyarakat Payakumbuh.
Diceritakan awal mula persoalan terkait proposal Ketua HIPMI yang tak dapat dipenuhi oleh Kadis DPMPTSP Kota Payakumbuh Harmayunis, yang juga membawahi mal pelayanan publik tempat pengurusan izin dan berbagai urusan. Ketika ditanya kepada Wali Kota Riza Falepi, ternyata sedikit ditanggapi oleh wali kota dua periode itu.
“Mestinya kawan-kawan HIPMI arif melihat, kita bersama jajaran birokrasi sangat berkomitmen untuk menghadirkan pemerintahan yang bersih dan pelayanan yang baik bagi masyarakat Kota Payakumbuh. Indikator pemerintahan yang sehat itu (Kantor Perizinan DPMPTSP-Red), otomatis disana tidak ada lagi uang ini dan uang itu, pungutan atau menerima proposal, atau menetapkan tarif liar di bawah meja, semua transparan dan jelas persyaratan, waktu dan biaya resminya. Nggak ada pungutan tidak resmi,” ungkap Riza kepada media Jumat, (15/07/22).
“Saya melarang keras kepala dinasnya untuk melakukan pungutan itu, jadi otomatis dinasnya kan tidak ada pemasukan dan wajar saja jika dia tidak bisa membantu permintaan proposal yang masuk. Nggak mungkin jugalah dia memakai uang saku atau gajinya untuk itu,” sambungnya.
Dikatakan, sebagai wujud kesungguhan dan kepedulian kepada masyarakat dengan disuguhkannya berbagai inovasi, fasilitas untuk kepentingan umum termasuk proses perizinan yang mudah dan gratis harusnya HIPMI bisa melihat itu. Inilah salah satu cara wali kota memberikan layanan terbaik kepada dunia usaha di Payakumbuh.
Seperti disampaikan mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Payakumbuh, Adi Surya Purnomo, yang terkejut mendengar terkait “Rapor Merah”. Menurut Adi, HIPMI tidak layak memberi raport merah untuk kinerja DPMPTSP Kota Payakumbuh.
“Karena kita semua tahu, pelayanan DPMPTSP Kota Payakumbuh sangat bagus. Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Payakumbuh yang digagas Wali Kota Riza Falepi itu, menjadi contoh di Indonesia,” kata Adi Surya Purnomo, Selasa (12/07).
Sejumlah pengusaha muda di Payakumbuh juga sependapat dengan Adi Surya Purnomo, mengatakan tidak wajar Pemko Payakumbuh diberi rapor merah, terutama dalam hal pelayanan investasi dan perizinan. Karena faktanya, urusan perizinan dan investasi di kota ini terbilang sangat mudah.
“Kami yang baru memulai merintis usaha di Payakumbuh, merasakan betul betapa mudahnya pelayanan perizinan dan penanaman modal di Payakumbuh. Wali Kota Riza Falepi itu punya komitmen yang jelas dan terukur,” ucap seorang tokoh muda serta pelaku usaha di sektor energi Muhammad Bayu Vesky.
Hal senada juga disampaikan Wahyudi Thamrin, pengusaha yang banyak membina pengusaha muda juga tercatat sebagai Ketua AMPI Sumbar ini menyebut, baiknya pelayanan perizinan dan investasi di Kota Payakumbuh, dibuktikan dengan penghargaan Investment Award dari Kementerian Invetasi/BKPM pada tahun lalu. Dan beberapa waktu sebelumnya juga menerima penghargaan Kota Layak Investasi dari Majalah Tempo.
“Hemat kami urusan perizinan dan penanaman modal di Payakumbuh, sudah sangat baik. Tidak mungkin Kota Payakumbuh tahun lalu bisa dapat Investment Award, jika pelayanan perizinan dan investasinya tidak baik. Mal Pelayanan Publik Kota Payakumbuh itu menjadi barometer di tingkat nasional. Ini tidak bisa dinafikan, kita tidak boleh kehilangan objektifitas,” kata Wahyudi Thamrin.
Di sisi lain, Wali Kota Riza Falepi menegaskan, dirinya sangat terbuka untuk semua warga Kota Payakumbuh bahkan warga dari luar daerah sekalipun tak jarang mengantarkan proposal langsung kepadanya.
“Sebagai Kepala Daerah, saya ada sedikit dana taktis namanya, yang bisa saya berikan untuk keperluan proposal itu, sepanjang masih memungkinkan dan masih ada Insyaallah proposal itu bisa saya bantu, tapi jangan minta ke Kadis yang membawahi Mal Pelayanan Publik (MPP) yang saya larang cari-cari duit. Jelas mereka tidak punya uang, kan kasihan mereka,” imbuhnya.
Riza berharap kawan-kawan mitra pemda dapat saling bersinergi memberikan kontribusi, membuka lapangan kerja, memberi iklim investasi atau minimal memberikan ide-ide sehingga nantinya ada hubungan positif yang bermanfaat serta menguntungkan masyarakat.
“Untuk mendapatkan hasil yang baik tentu harus di barengi dengan upaya dan tekad yang kuat, kalau ingin maju harus kerja keras, jangan dibudayakan minta-minta. Mindset kita selama ini membuat kita kurang produktif. Jadi akhirnya kalau nggak ada duit nggak jalan, harusnya kita tonjolkan inovasi dan kreativitas sehingga masalah kekurangan dana bisa diatasi. Saya saja masih bergoro bikin track lari di lapangan bola Tanjung Pauh tanpa anggaran, dan terimakasih kepada Dinas PU yang sudah mau bantu, terutama bantuan alat berat,” tukuk Riza.
Diceritakan, dengan kesungguhan, maka keberhasilan mudah dicapai, karena tak sedikit juga pengusaha Kota Payakumbuh yang sukses di tingkat lokal, nasional bahkan internasional. Sebut saja misalnya Rendang Gadih yang kini sudah memproduksi Randang ratusan kilo perhari.
Wali Kota yang hanya tinggal 2 bulan masa jabatan itu itu mengajak para generasi muda mulai membangun cara berpikir yang berbeda, cara berpikir yang produktif, dan memanfaatkan sebaik-baiknya fasilitas yang sudah disuguhkan oleh Kota Payakumbuh termasuk semua pengurusan perizinan yang cepat dalam satu atap yang mudah dan gampang.