Payakumbuh – Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Hal ini diwujudkan melalui dua kegiatan penting yang digelar secara beruntun pada Rabu dan Kamis (21-22/5/2025), di Aula Peternakan Provinsi Sumatera Barat, Kelurahan Ibuh.
Sebanyak 130 peserta dari berbagai kelurahan mengikuti Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana bertema “Tingkatkan Budaya Sadar Bencana Sejak Dini”. Peserta terdiri dari unsur RT, RW, dan warga yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Wali Kota Payakumbuh, Zulmaeta, saat membuka kegiatan menyampaikan bahwa masyarakat merupakan garda terdepan dalam menghadapi bencana, sehingga harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan sejak dini.
“Bencana datang tanpa mengenal waktu. Karena itu, kita semua harus siap secara fisik dan mental di setiap tahapan, mulai dari pra-bencana, saat kejadian, hingga pascabencana,” tegasnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumatera Barat dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Payakumbuh. Keduanya memberikan materi tentang strategi pengurangan risiko bencana dan pentingnya membangun budaya sadar bencana secara kolektif.
Sehari setelahnya, BPBD Kota Payakumbuh juga melaksanakan Sosialisasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana di Lingkungan Sekolah. Sosialisasi ini diikuti oleh 11 siswa dan 1 guru pendamping dari masing-masing SLTA se-Kota Payakumbuh.
Narasumber dalam kegiatan ini meliputi Fasilitator Kebencanaan dari Koordinator KOGAMI Provinsi Sumatera Barat, Kepala Pelaksana BPBD Kota Payakumbuh, serta Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD.
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para siswa sebagai garda terdepan dalam upaya penyelamatan saat bencana terjadi di lingkungan sekolah. Materi yang disampaikan mengacu pada UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana serta Permendikbud No. 33 Tahun 2019 tentang Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Menurut panitia, pelaksanaan sosialisasi ini penting karena sebagian besar waktu siswa dan guru dihabiskan di sekolah saat jam belajar. Diharapkan, para peserta mampu menyelamatkan diri dan membantu sesama ketika bencana terjadi.
Melalui dua kegiatan ini, Pemko Payakumbuh menegaskan komitmennya untuk menciptakan masyarakat dan lingkungan pendidikan yang tangguh bencana, dengan penguatan kapasitas dan koordinasi lintas sektor di tingkat lokal.(MC)