Payakumbuh — Pemerintah Kota Payakumbuh tengah menangani masalah banyaknya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berkeliaran di wilayah kota tersebut, terutama di beberapa titik di pusat kota area pasar. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat.
Ada yang sekedar lalu lalang sembari mencari makanan, ada yang diam-diam saja selama beberapa jam di emperan toko, ada yang meminta-minta kepada warga atau pedagang, ada yang pakaiannya compang-camping, ada yang suka berjoget di dekat orang menjual kaset DVD, bahkan ada yang suka mengamuk di jalanan.
Menyikapi hal ini, Wali Kota Riza Falepi berpesan agar setiap pihak menyadari, bahwasanya ODGJ adalah manusia, dan harus diperlakukan layaknya manusia.
“Seburuk-buruknya manusia ataupun orang itu tidak berakal, tetap diperlakukan sebagai manusia, jangan sampai kita tidak manusiawi,” kata Riza Falepi saat diwawancara di ruangan kerjanya, Kamis (16/1).
Riza juga mengatakan pemerintah memiliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), kalau BPJS mampu untuk mengcovernya, Riza menyebut, ODGJ sekalipun bisa diurusi untuk mendapatkan perawatan dan diobati.
“Siapa tahu bisa sembuh, kalaupun tidak sembuh, kita sudah memperlakukan dengan baik daripada sekedar berkeliaran di tengah kota atau hal lain yang mengganggu ketertiban umum,” kata Riza.
Konteks jauh, papar Riza, ini adalah kewajiban, semua orang punya hak hidup, hak dihargai, dan hak asasi. Sebagai manusia yang berakal untuk berfikir dan bertindak, rasa kemanusiaan harus muncul disana.
“Malahan, ada perosoalan lain, tiba-tiba banyak ODGJ datang ke Payakumbuh. Biasanya diantarkan orang lain ke kita, dan itu tidak baik, harusnya ditempat lain oleh pemerintahnya diurusi, kami tetap disini kami urusi ODGJ nya, kita antarkan ke RSJ untuk diberi perawatan,” terangnya.
“Lama-kelamaan nanti ada kejadian saling kirim ODGJ. Ini bentuk perilaku tidak bertanggung jawab, dan merupakan bentuk tidak hadirnya pemerintah ditengah-tengah rakyat, padahal kita tau sendiri, kehadiran pemerintah kepada rakyat sangat dibutuhkan,” katanya menambahkan.
Disisi lain, selain mengurusi ODGJ, Riza juga mengatakan untuk mengurus orang miskin, hal ini sudah dilakukannya sejak menjabat sebagai wali kota pada 2012 silam.
“Alhamdulillah, kita bisa menurunkan angka kemiskinan menjadi 5,6 persen, sebelumnya berada di angka 11 persen, ada progresnya dan tugas kita masih banyak, dan kita minta dukungan semua pihak,” kata Riza.
Masalah lainnya yang juga dijumpai adalah orang-orang tua yang terlantar, yang sudah jompo, kata Riza harusnya anak dan keluarganya mengurusi, seperti kasus yang dialami oleh Nur alias Piak Uuik.
“Kalau bisa selesai di keluarga, kita sangat bersyukur sekali, tapi kalau tidak ya kita sebagai pemerintah akan bersama-sama mencarikan solusi itu,” kata Riza.
Riza juga mengatakan tidak ada solusi tunggal, ada jalan keluar yang bisa mengakomodir keterbatasan yang dimiliki oleh pemerintah.
“Kita harus terus berusaha jangan sampai Piak Uuik tidak diperlakukan secara manusiawi, tidak ada tempat berlindung, rumahnya sebagai pelipur dari rasa dingin dan keterasingan,” tukas Riza.
Riza menyadari, dirinya masih jauh dari kesempurnaan, masih jauh dari harapan yang dititipkan oleh masyarakat, namun progres terus berlanjut, dan Riza sangat ingin sekali bisa menghadirkan pelayanan kepada masyarakat selaku kepala daerah.
“Orang menilai kita berhasil, ketahuilah masih banyak yang belum kita selesaikan, rakyat sangat menginginkan pemimpin yang bertanggung jawab,” kata Riza.