Payakumbuh — Insentif bulanan bagi tenaga pendidik pendidikan non formal dievaluasi dan dibahas di akhir tahun oleh Pemerintah Kota Payakumbuh bersama ratusan orang guru ngaji atau guru TPQ/TPSQ/MDA/MDTA/ dan garin mesjid di setiap kecamatan.
Jumat (13/11) kemarin sudah dimulai di Kecamatan Payakumbuh Timur. Hari ini di Kecamatan Payakumbuh Utara dilaksanakan di kantor camat setempat bersama Kadis Pendidikan Agustion diwakili Kabid Paud dan PNFI Irwanto, Camat Payakumbuh Utara Desfitawarni diwakili Sekcam B. Nasution, Kepala KUA Kecamatan Payakumbuh Utara Asrul, serta guru ngaji yang ada di kecamatan tersebut, Senin (16/11).
Para guru ngaji ini, setiap bulannya sudah mendapatkan haknya dari pemerintah Kota Payakumbuh, berupa insentif yang dikirim ke rekening mereka secara rutin. Jumlah insentif itu sesuai dengan tingkatan sertifikasi mereka.
Dari informasinya, pada tahun 2019 ada sebanyak 452 orang guru ngaji menerima insentif dan pada tahun 2020 sebanyak 453 orang guru ngaji. Untuk tahun depan, meski APBD 2021 mengalami defisit anggaran, Pemko tetap mengalokasikan dana insentif guru ngaji tersebut.
“Besaran yang diterima oleh guru TPQ yang bersertifikasi A sebesar Rp. 450.000, sertifikasi B sebesar Rp. 400.000, sertifikasi C sebesar Rp. 380.000, dan non sertifikasi sebesar Rp. 368.500,” kata Irwanto didampingi Kasi PNFI Asmar.
Dengan anggaran 2,18 milyar Rupiah pada tahun 2020, pemko juga melakukan gebrakan baru dengan menyertakan 40 orang guru tahfiz yang juga ikut mendapatkan insentif. Diantara kota/kabupaten lainnya di Sumbar, baru Payakumbuh yang mengalokasikan APBD di dinas pendidikan untuk insentif guru tahfiz tersebut.
“Saat ini, guru tahfiz baru masuk ke kategori non sertifikasi. Kita akui karena keterbatasan anggaran belum semua guru ngaji yang dapat difasilitasi oleh dana insentif ini, namun seiring waktu berjalan tentu akan ada peningkatan, tergantung bagaimana persetujuan DPRD dan kepala daerah kita,” papar Irwanto.
Camat Desfitawarni mengatakan di Kecamatan Payakumbuh Utara, ada sebanyak 139 orang guru ngaji yang mendapatkan dana insentif dari Pemko Payakumbuh. Dengan adanya dana insentif ini, secara tak langsung juga telah memberikan bantuan kepada guru ngaji selama pandemi Covid-19.
“Kita tetap akan terus menggerakkan ruh agama islam di Payakumbuh, guru ngaji memiliki peran penting di tengah sendi kehidupan masyarakat, melalui mereka lahir para qori, hafiz, imam, mubaligh, dan calon-calon pemimpin masa depan. Eksistensi mereka harus kita perhatikan,” kata Desfitawarni.
Sementara itu, Kepala KUA Payakumbuh Utara Asrul, S.Ag menyampaikan kementerian agama melalui Kantor Kemenag mengapresiasi Pemko Payakumbuh atas kebijakan adanya insentif guru TPQ/TPSQ/MDA/MDTA/ dan garin mesjid. Tak banyak daerah yang punya kebijakan seperti ini.
“Kita menyadari begitu pentingnya guru TPQ bagi generasi kita, dengan adanya insentif ini sebagai bentuk penghargaan dari pemko, meski jumlahnya tak banyak, namun kita patut berseyukur dan berterimakasih atas perhatian wali kota Riza terhadap guru-guru ngaji di Payakumbuh,” ujarnya.
Salahsatu guru ngaji di Kalurahan Tigo Koto Diate, Syahril M menyebut adanya insentif bagi guru ngaji ini sangat diapresiasi sekali olehnya. Dirinya menyebut ini dipertanggung jawabkan dunia akhirat. Buka mengharap materi, namun berkah dari yang maha kuasa.
“Kami tentu akan melaksanakn kewajiban kepada anak-anak didik, biarlah Allah yang akan membalasnya. Masukan kami adalah untuk yang akan datang kendala mengajar seperti jam belajar anak dan perhatian orang tua harus ditingkatkan. Juga kalau bisa untuk lembaga keagamaan ditingkatkanlah sarananya supaya bisa nyaman anak belajar agama, seperti di sekolah,” harapnya.