Payakumbuh — Menarik jika kami membaca Tulisan dari Dr. Michael Yeadon, bekas ketua sains di firma vaksin pFizer yang di tulis oleh media berbahasa Malaysia pada https://www.lifesitenews.com/news/exclusive-former-pfizer-vp-your-government-is-lying-to-you-in-a-way-that-could-lead-to-your-death tanggal 7 April 2021 lalu dan cerita-cerita serupa yang berkembang di grup-grup Whatsapp yang akibatnya membuat Pemerintah kesulitan memberikan keyakinan kepada rakyat untuk mau divaksin.
Bagaimana tidak, pakar Imunisasi terkenal di perusahaan pFizer ini menangkal bahwa vaksin tidaklah berguna untuk menyelamatkan orang dalam menghadapi virus covid-19, lebih jauh ia menyatakan bahwa vaksin dapat membunuh nyawa manusia dan anak-anak dalam waktu 2 Minggu setelah vaksin diberikan dan paling lama bertahan hidup selama 2 tahun, lebih halus bahasanya hanya bertahan hidup selama 3 tahun.
Vaksin yang dibuat sekarang katanya menyebabkan kemerosotan fungsi organ tertentu dalam badan manusia, termasuk jantung, paru-paru dan otak.
Ucap Prof. Mike Yedeon lagi, tujuan akhir vaksin saat ini adalah untuk mengurangi populasi manusia.
KENAPA HOAX INI DIMUNCULKAN
Vaksin milik Pfizer dibuat oleh perusahaan Biotech bernama Biontech, berasal dari Jerman yang didirikan oleh suami istri yang juga muslim, sang suami bernama Ugur Sahin. Mereka adalah imigran Turki yang sudah jadi warga negara Jerman. Tidak ada yg peduli untuk menjadikannya mendunia, malah Pfizer, perusahaan Yahudi yang mengajak kerjasama karena mereka tahu dibalik itu adalah bisnis besar. Hanya Erdogan pemimpin muslim yang peduli agar scientist muslim seperti Ugur Sahin dengan melakukan kerjasama diam-diam agar Turki juga bisa bikin vaksin. Sementara yang lain tidak peduli.
Ketidakpedulian kita membuat orang sekelas Ugur Sahin memilih kerjasama dengan yang lain, sementara kita yang muslim cerita yang nggak-nggak saja, harusnya justru peluang vaksin bisa kita tangkap kalau kapasitas bisnis umat mampu merespon kemampuan scientist sekelas Ugur Sahin.
Jadi ini cuma masalah bisnis dan persaingan bisnis. Kita semua jadi objek bisnis karena kita nggak ikut main.
Terlihat juga nuansa keirian sang scientist Pfizer. Kok nggak dengan saya kerjasama bikin vaksinnya? Kok dengan Ugur Sahin seorang muslim? Inilah yang membuat tulisan keluar, kalau nggak mana mau dia sebagai orang dalam bikin cerita macam-macam.
Jadi ini hanya masalah bisnis. Mana mungkin perusahaan sekelas pfizer melewatkan potensi bisnis trilyun dolar. Maka berlaku hukum bisnis siapa cepat dia dapat. Ugur Sahin atau Biontech dari jerman sudah jadi, ajak kerjasama saja, sang scientist Pfizer ditinggal. Kita menonton saja karena bukan pemain.
BEDAKAN KONSPIRASI SAINS DAN KONSPIRASI BISNIS TERKAIT WABAH DAN VAKSIN
Menurut artikel yang saya baca dari dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK (Alumni ma’had Al-Ilmi Yogyakarta) menyatakan bedakan antara konspirasi sains dan konspirasi bisnis terkait wabah dan vaksin. Dua hal ini berbeda, tetapi penganut teori konspirasi mencampur-aduknya dan memukul rata bahwa semua yang terkait wabah dan vaksin itu konspirasi semuanya.
Konspirasi sains yang dituduhkan oleh sebagian orang itu tentu tidak benar. Beberapa contoh seperti :
- wabah Covid-19 ini buatan
- Vaksin itu tidak bermanfaat bahkan berbahaya
- Wabah Covid-19 ini tidak berbahaya, jadi tidak perlu social distancing dan physical distancing,
- Wabah Covid-19 tidak berbahaya, orang kesehatan hanya menakut-nakuti saja.
- Tenaga medis hanya korban saja, semua ini setingan dan bohongan. Covid-19 benar ada, tapi sebenarnya ringan sepeti flu biasa dan mudah menular.
- Wabah Covid-19 ini dibawa oleh jin, konspirasi elit global dan terkait dengan kemunculan dajjal. Masjid sengaja dikosongkan, apabila masjid kosong semua nanti dajjal akan muncul.
Semua tuduhan di atas tidak benar.
Dampak dari tuduhan konsiprasi ini adalah:
- Masyarakat jadi meremehkan anjuran social distancing dan physical distancing yang dapat mengurangi atau memutus rantai penularan Covid-19.
- Tidak sedikit yang meremehkan tenaga medis, bahkan memberikan tuduhan bahwa tenaga medis ikut berperan dalam konspirasi ini.
- Konspirasi membawa-bawa nama Islam, dengan beberapa fakta yang tidak benar, akan menjadi bumerang bagi agama Islam.
CARA DAN TRIK PECINTA TEORI KONSPIRASI MENCUCI OTAK AGAR TIDAK PERCAYA PADA KEILMUAN
Masih dari artikel dr. Raenul Bahrain, M.Sc., Sp.PK, adapun cara dan trik yang dimunculkan seperti dibawah ini:
Pertama dengan mengungkit-ungkit kesalahan pemerintah dan membuat tidak percaya dengan pemerintah serta mengungkit begitu banyaknya konspirasi bisnis dan militer, lalu menggiring ke arah agar tidak percaya kepada ilmuan, bahwa ilmuan juga melakukan konspirasi menipu manusia.
Kedua dengan mengusung dan menyebarkan pendapat beberapa ilmuan yang “nyeleneh” atau bahkan bukan ilmuan tapi ngaku-ngaku ilmuan. Semua jenis profesi pasti ada oknum yang berpendapat aneh-aneh dan di luar kompetensinya.
Cara ketiga dengan “membawa-bawa agama”. Misalnya saja konspirasi vaksin di Indonesia katanya konspirasi Yahudi menghancurkan umat Islam (terbaru adalah konspirasi komunis Cina menghancurkan umat Islam), di India dianggap konspirasi menghancurkan umat hindu (karena vaksin ada yang pakai enzim sapi), di barat juga dianggap bahwa vaksin itu Islamisasi karena vaksin pakai label halal.
Cara keempat dengan mengungkit-ungkit ilmuan yang ajarannya bertentangan dengan Islam, lalu mengeneralisir bahwa semua ilmuan itu anti-Islam atau ajarannya ngawur dan tidak sesuai dengan Islam (lagi-lagi “bawa-bawa agama”).
Berangkat dari tulisan di atas, kami melihat kondisi saat ini yang terjadi pada kebanyakan masyarakat kita, sudah sepatutnya kita nyinyir memberikan edukasi dan mengelola titik jenuh masyarakat. munculnya titik jenuh ini tentu tidak terlepas dari semakin ketatnya pergerakan orang dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari bahkan sekedar memenuhi hajat hidupnya, disebabkan penyebaran covid-19 yang semakin tidak terkendali.
Hal ini dapat terlihat dari beberapa komentar masyarakat di media sosial, yang seakan tidak percaya lagi pada virus covid-19, tidak mau menerapkan protokol kesehatan, apalagi untuk divaksin.
Perlu di flashback lagi, di zaman Nabi kita Muhammad SAW, wabah juga pernah ada. Salah satunya pernah terjadi saat itu yang sering disebut dengan thaun. Menyikapi penyakit Thaun itu Nabi Muhammad SAW bersabda : Dari Abdullah bin Amir bin Rabi‘ah, Umar bin Khattab RA menempuh perjalanan menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, Umar mendapat kabar bahwa wabah sedang menimpa wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf mengatakan kepada Umar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Bila kamu mendengar wabah di suatu daerah, maka kalian jangan memasukinya. Tetapi jika wabah terjadi wabah di daerah kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.’ Lalu Umar bin Khattab berbalik arah meninggalkan Sargh,” (HR Bukhari dan Muslim).
Sumber:https://islam.nu.or.id/post/read/118402/ini-hadits-rasulullah-seputar-wabah-penyakit–thaun–atau-covid-19
Belajar dari hal itu, ikhtiar kita tentu sangat diperlukan, sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain dia (Qs. Ar-Ra’d : 13 ayat 11)
Jangan sampai kita abai dengan keadaan yang terjadi saat ini, jangan biarkan negeri ini seperti India, dimana kematian terjadi dimana-mana dan sudah tidak terkendali disebabkan covid-19. Wallahu a’lam
Untuk itu, kami himbau masyarakat agar mau kooperatif dalam memutus penyebaran covid-19 ini dan tetap melaksanakan protokol kesehatan dan divaksin covid-19, agar kedepan kehidupan kita kembali normal dan ekonomi tumbuh dengan baik.
Bedakan konspirasi Sains dan konspirasi bisnis terkait wabah dan vaksin. Covid-19 itu nyata adanya dan vaksin adalah cara terbaik melindungi diri kita agar kuat dalam menghadapi covid-19.