TANGERANG – Prestasi Kota Payakumbuh sebagai Kota sehat selama 9 kali berturut-turut sejak tahun 2001 serta 12 kali meraih Adipura menjadikan Walikota Payakumbuh, Riza Falepi satu-satunya Kepala Daerah yang menjadi pembicara dalam Rakor Teknis Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun 2019 di Hotel Sartika Premiere ICE BSD City, Tangerang, Banten, tanggal 25 Febriari s/d 1 Maret 2019 lalu.
Saat jadi pembicara, Walikota Riza Falepi mengangkat tema “Upaya Kota Payakumbuh Dalam Pengendalian Vektor Untuk Mencapai Kota Sehat Tahun 2017”.
Disini, Riza menjelaskan bagaimana langkah Pemko Payakumbuh menekan penyebaran penyakit. Termasuk membudayakan hidup sehat di tengah masyarakat. Alhasil angka harapan hidup masyarakat Kota Payakumbuh meningkat tajam dari tahun 2012.
“Saat ini, angka harapan hidup masyarakat Kota Payakumbuh berada pada angka 73,13 persen. Hal ini bisa terwujud dikarenakan ada koordinasi yang jelas antara pimpinan dengan perangkat daerah hingga aparat di tingkat kelurahan,” beber Riza Falepi.
Dikatakan, dalam mewujudkan Kota Sehat, ada 7 indikator yang menjadi agenda Pemko Payakumbuh melalui Dinas Kesehatan kepada masyarakat.
Diantaranya adalah memperbaiki pemukiman dan penyediaan sarana kesehatan ditengah masyarakat, melengkapi sarana lalu lintas dan trasportasi agar angka kecelakaa bisa ditekan, pariwisata yang sehat, industri dan perkantoran yang higienis, ketahanan pangan yang bergizi dan kehidupan sosial yang sehat.
“Jadi koordinasi antar instansi inilah kunci kami. Tujuh program yang kami rancang untuk mewujudkan kota Sehat bisa terlaksana dengan baik. Ditambah dengan campur tangan masyaraat yang selalu mendukung program pemerintah,” kata Riza.
Dicontohkan pada tahun 2014, angka perokok bagi laki-laki dewasa di Kota Payakumbuh berada pada angka 72,6 persen. Angka itu kian turun dan pada akhir tahun 2018 hanya pada angka 36,1 persen. Penurunan ini sangat dirasakan oleh masyarakat sejak ada Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Untuk di tahun 2019 ini, Pemko Payakumbuh menargetkan tidak ada lagi masyarakat yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Mencapai hal ini, Dinas Kesehatan sedang gencar melakukan perbaikan sanitasi ke rumah masyarakat yang dinilai tidak memiliki standar higienis.
“Jadi sumber bibit penyakit itu yang kami musnahkan. Termasuk membudayakan hidup gotong royong agar lingkungan menjadi bersih. Ditempat-tempat umum, kami dirikan juga WC umum yang kebersihannya terus dipantau. Boleh dilihat ke Kota Payakumbuh, tidak ada WC umum yang kotor. Termasuk di pasar-pasar atau tempat wisata,” kata Riza.
Ditambah Riza, saat ini Pemko Payakumbuh sedang meningkatkan Universal Health Coverage (UHC) yang saat ini sudah mncapai angka 96,4 persen. Masyarakat yang belum terdaftar BPJS akan didorong untuk ikut program pemerintah ini.
“Untuk kepesertaan BPJS, di Sumbar kami termasuk paling tinggi dengan angka 96.4 persen. Jadi setiap masyarakat yang sakit mendapatkan subsidi dari pemerintah melalui BPJS,” katanya.
Dijelaskan, dengan langkah dan upaya untuk meningkatkan harapan hidup masyarakat, di Kota Payakumbuh sudah tidak ditemukan lagi kasus kaki gajah, Vilariasis, PES dan Rabies. Sedangkan untuk kasus DBD hanya terdapat 1-2 kasus setiap bulan. Bahkan tahun 2018 hanya 37 kasus DBD di kota Payakumbuh. (humas/np)