HumasKominfo — Kondisi cuaca tak menentu sepanjang 2019 ini membuat kasus demam berdarah (DBD) di Kota Payakumbuh mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Payakumbuh, sampai dengan Juni 2019 sudah ditemukan sebanyak 33 kasus DBD. Jumlah itu terbilang banyak karena sepanjang 2018 total kasus DBD yang ditemukan di Payakumbuh adalah sebanyak 37 kasus.
“Dari segi jumlah kasus memang diprediksi ada peningkatan. Karena ini baru setengah tahun dan jumlahnya sudah mendekati jumlah total kasus DBD tahun lalu,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan dr. Bakhrizal melalui Pengelola Program P2M Dinkes Kota Payakumbuh, Roza Novrida kepada Humas, Senin (29/7).
Rincian temuan kasus DBD sepanjang 2019 berdasarkan bulan adalah, Januari ditemukan 6 kasus, Februari 9, Maret 4, April 1, Mei 6, dan Juni 7 kasus.
Roza menyebut, salah satu daerah yang angka kasus DBD cukup tinggi dalam satu bulan terakhir adalah Kelurahan Ompang Tanah Sirah, Kecamatan Payakumbuh Utara.
“Karena di kelurahan itu cukup banyak, kami sudah lakukan fogging (pengasapan). Total kasus DBD di Ompang Tanah Sirah bulan lalu berjumlah empat kasus,” terangnya.
Terkait pelaksaan fogging tersebut, Sekretaris Dinas Kesehatan Desmon Korina menerangkan, ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus dijalankan terlebih dahulu.
“Pertama kita pastikan dulu ada positif DBD di salah satu wilayah. Kemudian dilakukan survey, kalau positif ada jentik nyamuk nanti baru dilakukan. Fogging ini hanya untuk membunuh nyambuh dewasa, karena itu fogging harus dilakukan minimal sebanyak dua kali,” jelasnya.
Pada kesempatan itu ia juga menghimbau warga Kota Payakumbuh untuk menjalankan pola hidup bersih dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
“Dengan pola hidup bersih, resiko terjangkit DBD akan bisa dikurangi,” pungkasnya kemudian. (*)