Perempuan Dan Kesehatan Di Kota Payakumbuh

115

PAYAKUMBUH — Angka Harapan Hidup penduduk Kota Payakumbuh terus mengalami peningkatan sejakTahun 2014. Pada Tahun 2021 Angka Harapan Hidup Kota Payakumbuh adalah 73,84 tahun. Hal ini berarti bayi yang lahir pada Tahun 2021 diperkirakan rata-rata akan hidup selama 73 hingga 74 tahun dengan asumsi besarnya angka kematian atau kondisi kesehatan menurut umur tidak berubah.

Adapun di dalam definisi konseptual mengenai kesehatan perempuan bagi masyarakat, pekerja, serta kemajuan bangsa dan negara terbagi menjadi 8 yaitu, antara lain :

  1. Kesehatan
  2. Lingkungan sehat
  3. Keluhan kesehatan dan angka kesakitan
  4. Jaminan kesehatan
  5. Fasilitas kesehatan
  6. Tenaga kesehatan
  7. Keluarga berencana
  8. Air bersih dan sanitasi layak rumah tangga

Oleh karena itulah, urgensi status kesehatan perempuan harus dilihat secara komprehensif, termasuk posisinya dalam pengambilan keputusan.

Dalam mencapai status kesehatan masyarakat yang optimal, sistem kesehatan nasional menggaris bawahi bahwa pemberian pelayanan pembangunan kesehatan mempertimbangkan determinasi sosial, antara lain kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.

Di Kota Payakumbuh Tahun 2021 sebanyak 26.786 (66,2%) dengan Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 40.490 serta alat kontrasepsi yang banyak dipakai adalah menggunakan Suntik yaitu sebanyak 12.724. Peserta KB Aktif yang paling tinggi berada pada Kecamatan Payakumbuh Barat sebanyak 6.213 (69,7%) dengan Jumlah PUS 8.853. Namun secara persentase Peserta KB Aktif yang tertingi pada Kecamatan Payakumbuh Selatan yaitu sebesar 76,5%. Artinya dari Jumlah PUS di kecamatan ini memiliki animo yang besar untuk ikut ber KB.

Perempuan Kota Payakumbuh dan Dunia Kerja Ketenagakerjaan

Pada tahun 2021 di Kota Payakumbuh jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang memiliki kegiatan bekerja hampir separuh yaitu sebesar 74.303 orang, dibandingkan perempuan, laki-laki yang memiliki kegiatan bekerja lebih tinggi dari perempuan dengan jumlah sebesar 41.869 orang dan perempuan sebesar 32.434 orang.

Pada kelompok perempuan, selain bekerja kegiatan yang memiliki jumlah tinggi dilakukan perempuan usia 15 tahun ke atas adalah mengurus rumah tangga dengan jumlah sebesar 12.487 orang. Jumlah ini merupakan angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan kegiatan sekolah dan lainnya.

Bagi kelompok laki-laki, meskipun jumlah laki-laki berumur 15 tahun ke atas yang mengurus rumah tangga sangat kecil yaitu hanya 1.672 orang, namun menunjukkan kegiatan mengurus rumah tangga juga dimungkinkan dilakukan oleh laki-laki.

Informasi ini menguatkan pemahaman bahwa mengurus rumah tangga bukan semata-mata menjadi tugas perempuan, namun bisa dilakukan juga oleh laki-laki, atau dilakukan bersama-sama antara perempuan dan laki-laki.

Persentase yang diperoleh laki-laki dalam tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)menunjukkan bahwa di tahun 2021 dari 100 laki-laki yang masuk kategori angkatan kerja, terdapat sekitar 81,71 orang yang bekerja. Kesenjangan jumlah ini merupakan jumlah yang penting dibandingkan angkatan kerja yang sedang tidak bekerja.

Kondisi sebaliknya terlihat pada perempuan, dari 100 orang penduduk usia kerja perempuan, hanya sekitar setengah perempuan atau 61,96 orang termasuk angkatan kerja. Hal ini menunjukkan kegiatan perempuan masih banyak dikategorikan sebagai kegiatan yang tidak produktif. Salah satu faktor utama yang berpartisipasi pada rendahnya angkatan kerja perempuan adalah tuntutan budaya yang mendorong perempuan lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Tingkat pengangguran terbuka laki-laki cenderung lebih tinggi daripada tingkat pengangguran terbuka perempuan. Tingkat pengangguran terbuka laki-laki sebesar 7,19 persen, sedangkan tingkat pengangguran terbuka perempuan hanya 5,53 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari 100 orang angkatan kerja baik itu angkatan kerja laki-laki maupun angkatan kerja perempuan, terdapat sekitar 6 – 7 orang yang termasuk kategori pengangguran.

Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun keatas menurut lapangan pekerjaan utama dan jenis kelamin di Kota Payakumbuh Tahun 2021 yaitu sebanyak 69.498 yang terdiri dari 38.857 laki-laki dan 30.641 perempuan. Tertinggi pada lapangan pekerjaan perdagangan sebanyak 47.979.

Status perkawinannya dapat dilihat melalui empat status yaitu belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati. Persentase perempuan yang berstatus kawin menempati persentase terbesar pada status perkawinan perempuan yang bekerja selama seminggu yang lalu. Jumlah produktif dan tidak produktif menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Payakumbuh Tahun 2021 dimana kelompok umur 15-64 tahun mengatasi kegiatan yang produktif dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 71.097 orang dan perempuan sebanyak 70.187 orang dengan total 141.282 orang.

Jumlah kepala rumah tangga yang bekerja di Kota Payakumbuh tahun 2021 yang tertinggi adalah sebagai buruh,karyawan, pegawai sebesar 29.866. Jumlah laki-laki lebih tinggi yaitu sebesar 17.619 dan perempuan sebesar 12.247. Status pekerja perempuan dan laki-laki yang menjadi pekerja keluarga atau tidak dibayar menduduki tingkat status paling sedikit yaitu 2,48 persen untuk perempuan dan 0,89 persen untuk laki-laki. Pada status pekerjaan dengan adanya buruh, baik buruh yang dibayar tetap maupun yang tidak tetap menunjukkan laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, sementara untuk status berusaha sendiri, perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Penduduk yang bekerja di sektor formal menurut jenis kelamin di Kota Payakumbuh Tahun 2021 masih dikuasai oleh laki-laki yaitu sebanyak 11.251 orang dan perempuan sebesar 8.997 orang. Penduduk yang tertinggi yang bekerja di sektor formal berada di wilayah Kecamatan Payakumbuh Barat yaitu sebesar 8.284 orang dan yang terendah di Kecamatan Lamposi Tigo Nagari sebesar 1.110 orang. Kesenjangan ini penduduk yang bekerja di sektor formal menurut jenis kelamin di Kota Payakumbuh Tahun 2021 masih didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 11.251 orang dan perempuan sebesar 8.997 orang.

Penduduk yang tertinggi yang bekerja di sektor formal berada di wilayah Kecamatan Payakumbuh Barat yaitu sebesar 8.284 orang dan yang terendah di Kecamatan Lamposi Tigo Nagori sebesar 1.110 orang. Kesenjangan ini menunjukkan masih pentingnya perempuan didorong untuk lebih terlibat aktif dalam kegiatan formal dan informal. jumlah tenaga kerja migran antar negara menurut jenis kelamin di Kota Payakumbuh tahun 2021 sebanyak 1 orang perempuan yang berada di Lamposi Tigo Nagori.

Perempuan Kota Payakumbuh Dan Kepala Rumah Tangga

Pada umumnya, perempuan menjadi kepala rumah tangga dikarenakan adanya kejadian dalam rumah tangganya yang mengakibatkan tidak berjalannya peran laki-laki menjadi kepala rumah tangga karena berbagai alasan.

Menurut data Dinas Dukcapil Kota Payakumbuh per tahun 2021 jumlah perempuan sebagai kepala rumah tangga sebesar 19,39 persen. Adapun faktor penyebab perempuan menjadi kepala rumah tangga, salah satunya karena bercerai dengan suaminya.

Seterusnya faktor pendukung lainnya suami yang tidak menjadi pencari nafkah utama dikarenakan disabilitas atau bahkan kehilangan pekerjaan.

Sesuai data Dinas Dukcapil Kota Payakumbuh tahun 2021 faktor paling tinggi perempuan kepala rumah tangga adalah status cerai mati sebesar 50,82 persen. Ironisnya kebanyakan dari perempuan kepala keluarga hidup dalam keadaan miskin.

Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan pada perempuan kepala keluarga tersebut, sehingga berefek pada terbatasnya akses mereka terhadap lapangan pekerjaan.

Dari data Dinas Dukcapil Kota Payakumbuh diolah tahun 2021 kepala rumah tangga perempuan lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh kepala rumah tangga laki-laki di jenjang pendidikan SMA ke atas. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh kepala rumah tangga perempuan terbanyak adalah SD sederajat sebesar 34,33 persen dan SMP sebesar 17,86 persen.

PEREMPUAN Kota Payakumbuh dan Pendidikan

Profil perempuan tahun 2022 [Buku Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kota Payakumbuh]. (26/9/2021)

Pada kemampuan baca tulis Pemerintah Indonesia telah berkomitmen dalam memastikan tercapai nya target pendidikan setara, juga mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua di tahun 2030. Komitmen ini terlihat pada Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 tentang Sasaran Pokok Pembangunan Nasional yang ada dalam RPJMN Tahun 2015-2019 yang mentargetkan capaian angka melek huruf meningkat sebesar dua persen dari 94,1% pada tahun 2013 menjadi 96,1 persen pada tahun 2019 (Bappenas, 2014).

Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut karakteristik dan kemampuan membaca dan menulis di Kota Payakumbuh tahun 2021, pada data huruf Latin bagian laki-lakinya berjumlah 99,68 %, sedangkan data huruf lainnya bagian perempuannya berjumlah 21,71 %.

Dan pada pendidikan tertinggi tingkat pendidikan seseorang merefleksikan capaian pendidikan tertinggi yang telah dijalani. Pencapaian pendidikan tertinggi yang dapat ditamatkan juga mencerminkan tingkat intelektualitas seseorang yang dapat berpengaruh pada status seseorang yang lingkungan sosial budayanya.
Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan seseorang maka akan semakin baik tingkat pengetahuan, wawasan, kemampuan, dan cara berfikir kritis pada di dirinya. Persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kota Payakumbuh tahun 2021 adalah dari semua total di setiap Jenjang Pendidikan yang sudah di tambahkan yang laki-laki 100 % sedangkan yang perempuan 100 %.

Sedangkan Jumlah Penduduk Menurut Usia Sekolah di Kota Payakumbuh Tahun 2021 adalah dari semua total di setiap Usia Sekolah yang sudah di tambah kan yang jenis kelamin laki-laki 24.960 orang sedangkan Perempuan 23.347 Orang.

Adapun partisipasi sekolah yang mempunyai angka partisipasi kasar (APK) merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK ini bisa digunakan untuk mengukur sebuah keberhasilan program pembangunan pendidikan yang di selenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan.

Angka Partisipasi Kasar(APK) di Kota Payakumbuh Tahun 2021 untuk setiap jenjang pendidikan melebihi nilai 100% yaitu APK tingkat SD sebesar108,21% terdiri dari (56,40% laki-laki dan 51,81% perempuan), tingkat SMP 145,37% terdiri dari (72,53% laki-laki dan 72,84%perempuan) serta SMA 205,92% terdiri dari (97,35% laki-laki dan108,57% perempuan). Namun APK yang tertinggi berada pada tingkat SMA dan menurut jenis kelamin didominasi pada perempuan. Hal ini mengindikasikan populasi murid yang bersekolah pada jenjang pendidikan SMA disebabkandiantaranya anak berusia diluar batas usia sekolah dan banyak dari daerah tetangga untuk sekolah di Kota Payakumbuh. APK laki-laki lebih rendah dibandingkan APK perempuan pada jenjang pendidikan SMP maupun SMA.

Sedangkan dari Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan atau dengan arti sederhana bahwa APM mengkur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu dan nilai APM akan selalu lebih rendah dari nilai APK.

Angka Partisipasi Murni (APM) di Kota Payakumbuh Tahun 2021 untuk setiap jenjang pendidikan melebihi nilai 100% yaitu APK tingkat SD sebesar 140,79% terdiri dari (72,53% laki-laki dan 68,26% perempuan), tingkat SMP 212,02% terdiri dari (104,89% laki-laki dan 107,13% perempuan) serta SMA 120,05% terdiri dari (51,05% laki-laki dan 68,99% perempuan). Namun APM yang tertinggi berada pada tingkat SMP dan menurut jenis kelamin pada perempuan.

Hal ini mengindikasikan populasi murid yang bersekolah pada jenjang pendidikan SMP melebihi 100% disebabkan banyak diminati siswa dari daerah tetangga untuk sekolah di Kota Payakumbuh. APM laki-laki lebih rendah dibandingkan APM perempuan padajenjang pendidikan SMP maupun SMA.

Ada pun juga Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk sekolah. APS merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk terhadap fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Payakumbuh Tahun 2021 untuk setiap jenjangpendidikan melebihi nilai 100% yaitu APS tingkat SD sebesar122,81% terdiri dari (63,22% laki-laki dan 59,60% perempuan), tingkat SMP 156,14% terdiri dari (77,92% laki-laki dan 78,22 % perempuan) serta SMA 149,44 % terdiri dari (72,43% laki-laki dan77,00% perempuan). Namun APS yang tertinggi berada pada tingkat SMP dan menurut jenis kelamin pada perempuan.

Artinya populasi murid yang bersekolah pada jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA di Kota Payakumbuh mendapat akses yang mudah dan mengenyam pendidikan untuk semua usia sekolah.

Kekerasan Perempuan Di Kota Payakumbuh Minim

Berdasarkan undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi PBB mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan merupakan wujud nyata pemerintah menjamin hak perempuan untuk terbebas dari segala bentuk diskriminasi, termasuk kekerasan.

Sejalan dengan itu untuk melindungi perempuan Pemko Payakumbuh menyediakan layanan korban kekerasan sebagai bentuk perlindungan sesuai dengan UU PKDRT pasal 1 yang menyebutkan bahwa perlindungan merupakan segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak keluarga, advokat, lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan pengadilan.

Kekerasan terhadap perempuan meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual, eksploitasi, trafficking dan penelantaran.

Pada tahun 2021 di Kota Payakumbuh jumlah korban kekerasan terhadap perempuan berdasarkan tanggal kejadian maupun tanggal pelaporan rata-rata hampir setiap bulannya sebanyak 10 korban.

Kekerasan yang dialami didominasi oleh korban kekerasan fisik terdiri dari kasus KDRT, Poligami dan perkelahian. Berikutnya disusul oleh korban lainnya sebanyak 2 korban.

Namun ini belum lebih detail mengklasifikan korban, dikarenakan ada korban dalam satu kasus yang dialaminya, dapat diidentifikasi dan dicatat sebagai korban kekerasan fisik sekaligus kekerasan seksual dan kekerasan eksploitasi.

Survei BPS : Krisis Kesetaraan Gender dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Kota Payakumbuh

Kepala Dinas P3AP2KB Kota Payakumbuh Drs. H. AH. Nasution menyampaikan bahwa peluncuran buku “Profil Perempuan Tahun 2022” guna menggambarkan data pembangunan perempuan kondisi tahun 2021 di Kota Payakumbuh, hal ini disampaikannya saat dihubungi media, (08/22)

Dilansir dari buku ini, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pengguna teknologi informasi dan komunikasi oleh rumah tangga di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Payakumbuh di tahun 2021, ditemukan bahwa persentase anggota rumah tangga berusia 5 tahun ke atas menurut karakteristik dan pengguna teknologi informasi selama tiga bulan terakhir di Kota Payakumbuh tahun 2021 yaitu penggunaan telepon seluler pada perempuan dan laki-laki masih belum setara.

Dalam surveinya, BPS menampilkan dengan gamblang ketimpangan gender dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun jumlah pengguna telepon seluler (HP), nirkabel, atau komputer (PC, desktop, laptop/notebook, tablet) di Kota Payakumbuh adalah sebesar 91,93% dengan persentase laki-laki sebesar 92,09% dan perempuan sebesar 90,82%.

Sementara itu, jumlah pengakses internet (termasuk facebook, twitter, BBM, dan whatsapp) di Kota Payakumbuh adalah sebesar 74,00%, dengan persentase laki-laki sebesar 74,84% dan perempuan sebesar 68,21%.

Lebih lanjut, dalam Bab 4 buku, bagian A paragraf ketiga, penulis menyatakan bahwa keseimbangan dapat dicapai dengan sinergi triple helix yang terjadi antara pemerintah, perguruan tinggi/lembaga riset, dan industri/dunia usaha dan memaksimalkan peran serta masyarakat menjadi kekuatan dalam pembangunan IP-TIK yang berkeadilan gender dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sehingga, peningkatan kesetaraan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi masyarakat laki-laki dan perempuan di Kota Payakumbuh masih perlu digencarkan secara masif.

Mengangkat Derajat Perempuan Sebagai Pemimpin

Profil Perempuan P3A&P2KB kota Payakumbuh Kepala Dinas Drs.H.AH. Agustion bahwa hak perempuan menjadi pemimpin juga di atur dalam pasal 49 ayat 1, yang secara eksplisit menyatakan bahwa perempuan berhak dipilih dan diangkat dalam pekerjaan, jabatan, dan profesi sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan.

Aparatur Sipil Negara (ASN) perempuan pada tahun 2018-2021 di Kota Payakumbuh lebih tinggi dibandingkan ASN laki-laki dengan perbandingan 67,93 persen dengan 32,07 persen. Berdasarkan jabatan pada tahun 2021 ASN perempuan menduduki jabatan struktural dengan jumlah 277 orang dan laki-laki sebanyak 293 orang

Menurut masa kerja dan jenis kelamin di Kota Payakumbuh Tahun 2021 berdasarkan masa kerja ASN perempuan paling banyak mempunyai masa kerja selama 15-19 tahun dengan jumlah sebesar 1.146 orang dan diikuti masa kerja 10-14 tahun jumlah sebesar 312 orang.

Persentase anggota DPRD Kota Payakumbuh Tahun 2021 berdasarkan jenis kelamin jumlah anggota DPRD perempuan mengalami belum mencapai minimal keterwakilan perempuan 30 persen. Persentase anggota DPRD perempuan Kota Payakumbuh tahun 2021 mencapai 16 persen dan laki-laki 84 persen.

Beberapa studi menunjukkan kegagalan perempuan menjadi anggota legislatif dikarenakan sistem budaya politik dan sistem rekrutmen oleh partai yang belum menunjukkan keberpihakan pada calon anggota DPR/DPRD perempuan, dan sistem pemilu proporsional terbuka yang melemahkan calon perempuan ketika berjuang mendulang suara

Untuk itu, penguatan pada perempuan di lembaga legislatif masih perlu ditingkatkan agar lebih diperhitungkan sebagai salah satu pimpinan, melakukan negosiasi, advokasi, dan peran penting lain untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam setiap kebijakan yang diputuskan.

Buku Profil Perempuan 2022 dapat di download di bawah ini: