Presentasi Memukau, Juri IAA 2019 Malah Minta Walikota Riza Benahi Jakarta

825

HumasKominfo — Senin (24/6) siang, Walikota Payakumbuh H. Riza Falepi, ST, MT melakukan paparan dihadapan Dewan Juri Indonesia’s Attractiveness Award (IAA) 2019 yang digelar oleh Majalah TEMPO bekerjasama dengan Frontier Consulting Group. Paparan berlangsung di Gedung Tempo, Lt.8, Jl. Palmerah Barat No.8 Jakarta. 

IAA adalah penghargaan yang diberikan kepada daerah yang memiliki daya tarik dan keunggulan disektor Investasi, Infrastruktur, Layanan Publik dan Pariwisata. Ajang penghargaan ini sudah berlangsung sejak tahun 2015. Bertindak selaku dewan juri, Prof. Dr. Martani Huseini (Ekonom Universitas Indonesia), Bambang Harymurti (TEMPO) dan Handi Irawan (Frontier).

Dari empat kategori yang dinilai, yaitu Investasi, Pelayan Publik, Infrastruktur dan Pariwisata, Kota Payakumbuh akan bersaing dengan sejumlah kota kecil lain di Indonesia untuk kategori Pelayanan Publik. 

Proses presentasi Walikota Riza Falepi berjalan lancar. Walikota secara gamblang menyampaikan berbagai potret layanan publik yang dilakukan oleh Pemko Payakumbuh. 

“Alhamdulillah, Payakumbuh sudah banyak melakukan perbaikan dan inovasi dalam layanan publik. Dalam hal perizinan misalnya, kami sudah lama mengamalkan amanat Presiden RI untuk mempermudah perizinan. Jika syarat lengkap, urusan perizinan di Payakumbuh saya patok maksimal 3 jam kelar,” ujar Riza Falepi.

Riza juga memaparkan berbagai potret inovasi layanan publik yang banyak mendapat penghargaan baik skala nasional maupun provinsi. Diantaranya terkait program rehab rumah tidak layak huni yang diganjar penghargaan oleh Kementerian PU sebagai pelaksana DAK Bidang Perumahan terbaik tahun 2018.

“Kualitas hasil rehab rumah kita dinilai sangat baik oleh pihak Kementerian PUPR, mungkin karena ditopang swadaya yang tinggi dari masyarakat. Kita juga sudah beberapa kali diminta kementerian untuk menjadi narasumber nasional terkait program rehab rumah ini,” papar Riza.

Riza turut memaparkan program layanan kesehatan warga melalui pembenahan sanitasi dan sarana MCK. Dikatakan pihaknya membentuk Satgas khusus untuk memberangus keberadaan jamban tak sehat di Payakumbuh.

“Alhamdulillah, bisa dikatakan keberadaan kakus atau jamban jongkok di Payakumbuh sudah tidak ada. Kalaupun ada, Satgas kita akan langsung turun untuk membongkar sekaligus mengupayakan dibuatkan jamban sehat bagi warga tersebut,” ujar Riza.

Persoalan inipun ditilik lebih dalam oleh dewan juri. Ditanyakan, apakah keberhasilan menekan jumlah jamban dan menata MCK warga Payakumbuh bisa diterapkan di Kota Jakarta yang juga punya problem serupa.

“Kalau melihat presentasi Pak Wali dan capaian dalam menata MCK di Payakumbuh, sepertinya pak wali bisa ditarik jadi Gubernur DKI Jakarta, nanti maju Pilgub DKI ya pak,” ujar Ekonom UI, Prof. Martani Husaini yang menjadi salah seorang dewan juri.

Sontak pernyataan itu membuat Walikota dan para dewan juri lain tersenyum lepas. Walikota Riza kemudian menanggapi bahwa problem di DKI jelas lebih besar dibandingkan dengan Kota Payakumbuh.

“Kalau disuruh benahi Jakarta, tentu pendekatannya berbeda pak, belum tentu apa yang saya laksanakan di Payakumbuh bisa terlaksana di Jakarta. Tapi kalau diberi kesempatan, boleh juga,” pungkas Riza sambil berbalas tawa dengan para dewan juri. (*)