Payakumbuh — Disela-sela padatnya agenda kegiatan, Wali Kota Riza Falepi melakukan kunjungan ke SD PIUS didampingi Kepala Dinas Pendidikan AH. Agustion, Kamis (9/1) pagi. Hal ini membuktikan tingginya perhatian Wali Kota Riza Falepi terhadap dunia pendidikan.
Kehadiran Wali Kota dua periode itu disambut hangat dan antusias oleh Wakil Kepala Sekolah Veronika Teja bersama jajaran guru-guru, tata usaha dan pegawai di yayasan tersebut.
Veronika mengatakan kehadiran Wali Kota sangat dinantikan sekali, karena sebagai lembaga pendidikan mereka ingin menyampaikan aspirasi, keluhan, ataupun masukan kepada pemimpin Kota Payakumbuh saat ini.
“Kalau ada yang ingin dititipkan pesan kepada kami pada Wali Kota untuk kemajuan pendidikan, kita sampaikan dengan diskusi yang santai bersama guru-guru kita,” kata Veronika.
Kadis Pendidikan Agustion mengatakan SD PIUS merupakan salah satu sekolah yang berkontribusi sebagai penyuplai prestasi bagi dunia pendidikan di Kota Payakumbuh. Terkait banyaknya masukan dari guru-guru untuk insentif guru honor, Pemko terus berusaha untuk meningkatkan dana itu meskipun anggarannya terbatas.
“Sekarang baru Rp. 800.000, kita ingin jumlahnya ditingkatkan, namun karena keterbatasan anggaran juga di Pemko, makanya tidak semuanya dapat kita cover,” kata Agustion.
Sementara itu, Wako Riza Falepi mengatakan pendidikan terus menjadi prioritasnya selaku kepala daerah, Riza berusaha bagaimana segala sesuatu dipersiapkan dengan baik mulai dari bawah hingga keatas. Bahkan, Riza menegaskan dirinya siap agar perguruan tinggi disubsidi dan tumbuh berkembang di Payakumbuh.
“Warga payakumbuh yang tidak mampu berkuliah ke luar daerah, maka kita dorong untuk mengenyam perkuliahan di Payakumbuh melalui pengembangan universitas disini,” kata Riza.
Wali Kota dua periode itu mengatakan siapa saja yang punya inisiatif untuk meningkatkan pendidikan, dirinya akan membalas balik untuk mendukung penuh itu. Karena, terang Riza, pendidikan adalah tanggung jawab negara, dimana mencerdaskan kehidupan bangsa tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
“Semua warga menerima pendidikan dan berhak mendapatkan pendidikan yang sama,” kata Riza.
Disamping itu adapun masalah yang sering dijumpai, Riza menyebutkan yang sulit bagaimana mengelola orang tua yang tidak peduli dengan pendidikan anak, biasanya keadaan ini dialami oleh keluarga yang ayah ibunya bekerja seharian penuh. Ada lagi keluarga yang anaknya ikut bekerja memenuhi kebutuhan hidup mereka, lalu terpaksa berhenti sekolah.
“Kita punya program beasiswa, tapi dalam aturannya tidak bisa tiap tahun untuk orang yang sama, harus menunggu 2 tahun untuk bisa menerima lagi, kedatangan kami kesini untuk melihat langsung persoalan di lapangan bagaimana kondisi real-nya,” kata Riza.
Riza berpesan agar siswa dibekali dengan semangat menjaga kebersihan untuk tidak membuang sampah sembarangan dan diharapkan sekolah bisa menjadi pilot project dalam mengelola masalah sampah.
“Setiap guru harus bisa memperkuat karakter anak-anak didiknya, mari kita hilangkan sikap kurang peduli dan kita harus berupaya benahi mental generasi kita,” kata Riza.