Pemko Payakumbuh Berduka Atas Berpulangnya Wartawan Koran Haluan “Papi” Zulkifli

170

Payakumbuh — Pemerintah Kota Payakumbuh dan insan pers berduka. Wartawan Senior Zulkifli Damhur atau yang akrab disapa Papi Zul yang telah berpulang ke rahmatullah pada Kamis (12/8), sekitar pukul 04.30 dini setelah dirawat selama 2 hari di RSUD Adnaan WD Kota Payakumbuh.

Papi Zul diketahui dirawat di rumah sakit karena mengalami sakit gula darah. Papi juga diketahui terpapar Covid-19 setelah dilakukan hasil test PCR sebelum beliau wafat, sehingga pemulasaran jenazahnya menerapkan protokol Covid-19,

Bersama anggota Balai Wartawan Luak Limopuluah dan teman sejawat almarhum, Wakil Wali Kota Erwin Yunaz sempat menyalatkan shalat jenazah Papi dan melepas jenazah Papi Zul untuk diantarkan dengan ambulance ke tempat peristirahatan terakhir Papi di kampungnya Nagari VII Koto Talago, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota.

Papi yang merupakan wartawan media cetak harian Haluan itu meninggal di usia 71 tahun, 18 hari lagi papi tepat berusia 72 tahun, tetapi sang Khaliq berkehendak lain, Papi Zul dijemput sang kuasa dengan meninggalkan 2 orang anak laki-laki, satu orang anak perempuan, dan 4 orang cucu

Wakil Wali Kota Erwin Yunaz mengatakan mewakili keluarga besar Pemerintah Kota Payakumbuh merasakan kehilangan dan berduka cita. Papi Zul adalah wartawan yang masih aktif meliput kegiatan Pemerintah Kota Payakumbuh untuk menyajikan informasi kepada khalayak.

“Papi Zul juga merupakan sosok yang sangat disayangi oleh pejabat dan teman sejawatnya, beliau suka bercanda dengan leluconnya yang menarik dan menggelitik, hal itu pula lah yang bakal membuatnya dirindukan setiap orang. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” ungkap Erwin Yunaz.

Sementara itu, menurut Nur Akmal, yang merupakan wartawan “gaek” Luak Limopuluah, kepada sejumlah wartawan di sebuah kedai kopi di Payakumbuh, Kamis (12/8), mengatakan, almarhum semasa hidupnya suka bagarah (bercanda-red) dengan siapa saja. Bagi kawan-kawan wartawan.

“Almarhum adalah pembawa sitawa sidingin disaat usai turun ke lapangan meliput berita, ada- ada saja bahan cerita Papi bagaimana kawan-kawannya bisa ketawa,” kata Nur Akmal.

Lain lagi dengan Widyat B Arta, yang mengatakan kepergian Papi Zul membuat gamang beberapa wartawan junior yang selalu mendapat wejangan ilmu jurnalistik darinya setiap sore hari di Balai Wartawan. Disamping itu almarhum juga sering mengajak wartawan senior lainnya untuk pergi meliput berita.

“Selesai bertugas dan sudah mengumpulkan bahan-bahan berita, pasti ada terselip kata-kata bergurau sehingga kami selalu terinspirasi untuk menyajikan berita menarik yang memenuhi unsur kode etik. Untuk itu, kami ucapkan selamat jalan sahabat kami, semoga husnul khotimah, dan keluarga yang ditinggalkan semoga selalu sabar menghadapinya, “kata Widyat dengan nada parau.